KLATEN (KU) – Disaster Response Unit (DERU) UGM bersama dengan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Kamis (4/11), menyalurkan bantuan ke pos pengungsian Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Di daerah ini, setidaknya terdapat ratusan warga yang kebanyakan laki-laki masih mencoba bertahan di rumah masing-masing meski beberapa anggota keluarganya sudah dievakuasi di lokasi pengungsian Bawukan.
Tim relawan DERU mengantarkan langsung bantuan yang merupakan sumbangan dari FE UI dan FEB UGM tersebut kepada pengungsi bencana erupsi Merapi meski daerah lokasi pengiriman bantuan cukup berbahaya karena jarak Desa Balerante dari puncak Merapi sekitar 5,5 km.
Dr. Irkham Widiono, salah satu anggota Tim DERU, yang ikut menyerahkan bantuan mengatakan dipilihnya Balerante berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu relawan pemantau aktivitas Merapi. Dikatakan bahwa bantuan yang mengalir ke Balerante masih minim karena lokasi dan jalur menuju desa tersebut cukup sulit. “Untuk menuju lokasi ini cukup sulit. Untuk mencapai daerah ini, kita dipandu oleh relawan lain,†katanya. Menurut Irkham, bantuan yang disampaikan tersebut untuk memenuhi permintaan para pengungsi. “Karena ada permintaan dari pengungsi yang betul-betul memerlukan bantuan,†tambahnya.
Seiring dengan aktivitas Merapi yang kian meningkat dalam mengeluarkan awan panas, daerah rawan bahaya gunung paling aktif di dunia ini pun diperluas dari radius 10 km menjadi 15 km. Beberapa titik pos pengungsian juga mengalami perubahan. “Kini, beberapa titik pengungsian mengalami pergeseran. Kita terus memantau lokasi dan kebutuhan pengungsi,†katanya. Beberapa bantuan yang diberikan, antara lain, peralatan alat tulis menulis, kebutuhan pokok, dan dapur umum, serta beberapa kebutuhan sehari-hari yang juga membutuhkan logistik cukup banyak.
Salah satu anggota relawan, Kabul, yang bertugas di lokasi mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan Merapi dan meminta warga untuk segera mengungsi guna mengantisipasi jatuhnya korban. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu awan panas dan lelehan lava dari Gunung Merapi mengarah ke Kemalang. (Humas UGM/Gusti Grehenson)