YOGYAKARTA (KU) – Untuk membantu kebutuhan pakan hewan korban bencana Merapi, Disaster Response Unit (DERU) UGM mulai mengirim bantuan pakan berupa bekatul, konsentrat, dan hijauan. DERU mengirim pakan, antara lain, berupa hijauan kepada 37 peternak yang tergabung dalam kelompok ternak sapi perah Ngudi Makmur I, Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem. “Kita mengirimkan sekitar 2 ton hijauan untuk ternak sapi hari ini,” kata salah satu relawan DERU UGM, Sukmi Al Kausar, Kamis malam (11/10), saat menyerahkan bantuan satu truk hijauan.
Kausar mengatakan pakan hijauan ini diambil di Pleret, Bantul. Pakan hijauan yang ada di daerah Sleman saat ini tidak memungkinkan untuk dikonsumsi ternak karena tercemar abu vulkanik. “Apabila dikonsumsi sangat berbahaya karena beracun,” katanya.
Diinformasikan Kausar, Fakultas Peternakan UGM juga telah mengirimkan bantuan 8 ton pakan hijauan dan 8 ton pakan konsentrat. “Kita sudah mengirimnya ke daerah Kepuharjo, Plejosari, Kalitengah, dan Kalikidul untuk sapi perah,” kata mahasiswa Peternakan asal Aceh ini.
Pengiriman pakan ternak akan terus dilakukan karena kebutuhannya cukup mendesak. “Kita akan terus mengirim bantuan pakan ini sesuai dengan sumber dana yang berbeda,” katanya. Kausar memperkirakan masih banyak sapi dan hewan lainnya yang kekurangan pakan karena ditinggal pergi oleh pemiliknya untuk mengungsi.
Sulistiadi (35), salah seorang peternak yang menerima bantuan, mengatakan kelompoknya memiliki anggota 37 peternak. Masing-masing orang memiliki sedikitnya 2-3 ternak. Kebanyakan peternak mengalami kekurangan sumber pakan. “Kemarin ada satu ternak yang mati karena keracunan makan rumput abu vulkanik,” katanya.
Akibat kekurangan pakan, menurut Sulis, jumlah produksi susu dari kelompok ternaknya mengalami penurunan. Dari sebelumnya yang dapat mencapai 280 liter per hari, kini hanya memproduksi 160 liter. “Jelas produksi susu turun karena kurang pakan. Para peternak juga tidak sempat lagi memerah susu karena mengungsi,” katanya.
Selain menghadapi kesulitan mencari sumber pasokan pakan, peternak juga kewalahan dalam memenuhi kebutuhan air untuk sapi-sapi mereka. Hal itu disebabkan infrastruktur mesin penyedot air yang dibangun secara swadaya di sekitar Kali Boyong pada Rabu malam lalu mengalami kerusakan karena dihantam banjir lahar. “Kita sekarang kesulitan air,” tambahnya.
Seperti diketahui, jumlah hewan yang mati akibat bencana Merapi mencapai 294 ekor dari 8.800 sapi yang ada di Sleman. Sejumlah hewan tersebut telah diungsikan dari kawasan bahaya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)