YOGYAKARTA- Akibat erupsi Gunung Merapi yang masih saja terjadi hingga saat ini, abu dan debu Merapi tersebar di beberapa kota, antara lain, DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. UGM menjadi salah satu lokasi yang juga terkena dampak abu erupsi Gunung Merapi tersebut.
Sehubungan dengan kondisi ini, Rektor UGM hari ini, Jumat (5/11), mengeluarkan surat edaran Nomor 8374/Dir-Akademik/2010 yang ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D. Surat edaran ditujukan kepada Dekan, Direktur Sekolah Pascasarjana, Caretaker Direktur Sekolah Vokasi, dan seluruh unit kerja di UGM. Isi surat, antara lain, menyatakan kegiatan akademik diliburkan sampai dengan tanggal 13 November 2010. “Kegiatan akademik diliburkan terlebih dahulu dengan mempertimbangkan perkembangan erupsi Gunung Merapi ini,†kata Prof. Atyanto.
Selain meliburkan kegiatan akademik, bagi civitas akademika UGM yang ingin membantu urusan bencana Gunung Merapi diminta untuk berkoordinasi dengan Posko Disaster Response Unit (DERU) yang berada di Bulaksumur D-7. Sementara itu, fakultas-fakultas juga diminta untuk mendata mahasiswa relawan bencana Merapi, memberikan pengarahan, dan mengimbau mahasiswa relawan untuk mengikuti koordinasi lembaga resmi, baik dari pemerintah maupun universitas. “Koordinasi diharapkan tetap dijalankan oleh mahasiswa relawan dengan pihak resmi terkait seperti DERU, Posko Pemda, ataupun BNPB,†imbuhnya.
UGM saat ini juga telah menyiapkan setidaknya tiga posko bagi para pengungsi bencana Merapi. Posko-posko ini berada di Gelanggang Mahasiswa, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (eks Purna Budaya), dan lapangan tenis indoor di bawah koordinasi Posko DERU. Jumlah pengungsi Merapi yang saat ini berada di Gelanggang sudah lebih dari 350 orang. “Mahasiswa akan aktif masuk lagi Senin, 15 November 2010. UGM tengah fokus terlebih dahulu membantu korban dan pengungsi Merapi,†tambah Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan UGM, Drs. Suryo Baskoro, M.S., di tempat terpisah.
Adanya surat edaran tersebut disambut baik oleh para mahasiswa. Mereka juga mengaku siap menjadi relawan bagi korban dan pengungsi Merapi. “Kalau diliburkan dan diharap siap menjadi relawan, kita siap saja. Cuma kemarin memang sempat bingung kalau mau menyumbangkan, misalnya pakaian bagi pengungsi harus ke mana,†kata Meliza dan Reza, mahasiswa Hubungan Internasional UGM tersebut. (Humas UGM/Satria AN)