BULAKSUMUR (KU) – Sebanyak 700-an pengungsi Merapi kini menempati beberapa pos pengungsian di wilayah kampus UGM. Mereka ditempatkan di Gelanggang Mahasiswa dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH).
Ketua Disaster Response Unit (DERU) UGM, Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc., mengatakan sebanyak 219 pengungsi dipindahkan ke UGM sejak Jumat dini hari pukul 02.30. Selanjutnya, pada pukul 03.30 dipindahkan lagi sebanyak 295 orang. “Pengungsi tadi malam langsung ditempatkan di Gelanggang Mahasiswa,†kata Slamet yang ditemui di kantor DERU, Bulaksumur D-7, Jumat (5/11).
Slamet menerangkan mayoritas pengungsi yang berasal dari Pakem, Harjobinangun, Turgo, dan Ngaglik ini merupakan pindahan dari pos pengungsian Stadion Maguwoharjo, Sleman. Karena di tempat tersebut telah melebih daya tampung, akhirnya beberapa pengungsi dipindahkan ke UGM. â€Sudah ada tambahan 175 pengungsi baru pukul 13.30 tadi. Mereka kita tempatkan di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri,†ujar Slamet.
Penanganan kebutuhan para pengungsi ini sepenuhnya ditangani oleh DERU UGM bekerja sama dengan relawan aktivis Gelanggang, Unit Kesehatan Mahasiswa (Ukesma), dan lembaga intra kampus serta relawan mahasiswa. Bantuan berupa nasi bungkus, pakaian dalam, selimut, tikar, masker, dan air mineral sudah dikirim ke pos pengungsian.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Drs. Haryanto, M.Si., menuturkan UGM akan mempersiapkan beberapa pos pengungsian tambahan apabila jumlah pengungsi semakin bertambah. “Sementara ini, kita siapkan tempat di Gelangang, PKKH. Kalau tidak mencukupi, akan disiapkan di lapangan tenis indoor,†katanya.
Menurut Haryanto, penempatan para pengungsi idealnya di dalam gedung atau ruangan tertutup untuk menghindari terkena abu debu vulkanik yang bisa mengganggu saluran pernafasan, terutama bagi anak-anak. “Kita mengimbau, PTN/PTS kampus untuk dibuka sebagai tempat pos pengungsian,†kata Ketua Paguyuban Wakil Rektor Kemahasiswaan PTN/PTS se-Indonesia ini.
Untuk membantu penanganan trauma para pengungsi, Fakultas Psikologi UGM telah mengirim tenaga empat relawan (4R), terdiri atas para psikolog (R1), mahasiswa profesi (R2), mahasiswa psikologi yang mendapat pembekalan (R3), dan masyarakat umum yang biasanya meminta pembekalan (R4). “4R ini diterjunkan untuk membantu pengungsi di UGM dan pengungsi lainnya,†katanya.
Berdasarkan pemantauan di lokasi pengungsian di UGM, diketahui sebanyak 230-an pengungsi asal Harjobinangun, Pakem, Sleman, menempati gedung Koesnadi Hardjasoemantri. Kebanyakan pengungsi terdiri atas anak-anak dan balita. “Kita pindahan dari (pos pengungsian) Stadion Maguwohardjo karena di sana terlalu terbuka dan debu ke mana-mana. Para ibu mengeluh karena anak-anaknya tidak mau pakai masker. Ada informasi UGM membuka pos pengungsian. Kita lalu memilih pindah ke sini,†kata Sulistiyo (40), salah satu relawan asal Harjobinangun, yang juga ikut mengungsi.
Sementara itu, para pengungsi yang berada Gelanggang Mahasiswa, Jumat sore dikunjungi oleh GKR Hemas. Kunjungan istri Gubernur DIY ini sontak menyita perhatian para pengungsi. Kunjungan tersebut dimanfaatkan para pengungsi untuk menyampaikan keluh kesahnya. GKR Hemas kemudian memberi semangat kepada para pengungsi untuk terus bertahan sampai bencana Merapi berakhir. “Kita ingin mengetahui keadaan pengungsi. Kelihatannya mereka banyak mengalami kelelahan karena sering pindah-pindah (mengungsi),†kata Hemas kepada wartawan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)