Alumni Program Studi (Prodi) Statistika, Fakultas MIPA UGM, menggelar Musyawarah Nasional Ikatan Alumni Statistika (Ikastat) UGM, Minggu (30/10), di Fakultas MIPA. Munas diselenggarakan tidak lama berselang setelah dunia memperingati 1st World Statistics Day pada 20 Oktober 2010.
Munas telah berhasil mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai pedoman Ikastat UGM dalam menjalankan roda organisasi. Dalam kegiatan yang terselenggara atas prakarsa Himpunan Mahasiswa Statistika (Himasta) dan Program Studi Statistika FMIPA UGM tersebut, telah ditetapkan pula Andri Budiwidodo, S.Si. (alumnus angkatan 1991) sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat beserta beberapa kelengkapan utama kepengurusan untuk masa bakti 2010-2013.
Ketua Program Studi Statistika FMIPA UGM, Dr.rer.nat. Dedi Rosadi, M.Sc., menyebutkan sebelum terbentuknya Ikastat UGM, alumni Program Studi Statistika FMIPA UGM telah berperan aktif dalam memberikan masukan kepada Prodi Statistika dan Himasta FMIPA UGM. Beberapa masukan yang muncul, seperti pengembangan kurikulum, penelitian terapan, link-and-match antara perguruan tinggi dengan instansi/perusahaan, informasi mengenai karir dan lowongan kerja, atau sekadar sharing tentang implementasi statistika di dunia nyata, baik melalui forum mailinglist, workshop, studium general, maupun seminar nasional yang menjadi agenda rutin dua tahunan Himasta FMIPA UGM.
Dituturkan Dedi Rosadi bahwa gagasan membentuk organisasi alumni ini pada awalnya didasari oleh kebutuhan akan adanya wadah pemersatu bagi para alumnus yang saat ini telah berkarya di berbagai bidang dan tersebar di segala penjuru tanah air, bahkan sampai ke luar negeri. Diharapkan ke depannya Ikastat UGM dapat memberikan kontribusi positif yang lebih nyata, efektif, dan terarah dalam hal pemanfaatan ilmu statistika. Di samping itu, juga memberikan tanggapan maupun masukan terhadap berbagai penggunaan atau bahkan penyalahgunaan ilmu statistika di Indonesia. “Ini adalah wujud tekad alumni untuk turut serta membantu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembentukan masyarakat Indonesia yang ‘melek’ statistika (Statistics-literate society),†terangnya.
Menurut Dedi Rosadi, tekad membentuk Statistics-literate society menjadi relevan di era konvergensi informasi yang saat ini tengah melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Setiap hari ada berbagai macam informasi yang disampaikan oleh media, lembaga riset, atau bahkan lembaga pemerintah yang baik disadari maupun tidak, terkait dengan hasil analisis statistika, seperti quick count, angka tingkat kemiskinan/pengangguran, tingkat inflasi, statistik kebencanaan, dan lain-lain. “Adanya kekurangtepatan dalam hal penyajian, penginterpretasian, pemahaman, atau pemanfaatan hasil analisis, dapat berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Di sinilah pentingnya memberikan edukasi dan informasi yang benar kepada masyarakat tentang bagaimana sebaiknya menyikapi berbagai hasil analisis statistika,†jelasnya. (Humas UGM/Ika)