Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., memimpin rapat koordinasi bersama dengan sebelas perguruan tinggi (PTN/PTS) di Yogyakarta guna membahas penanganan korban erupsi Merapi, Kamis (11/11), di Ruang Multimedia UGM. Rapat yang dimulai pada pukul 13.00 tersebut membahas berbagai permasalahan dan peran perguruan tinggi di DIY pada masa tanggap darurat.
Dalam rapat, Rektor Sudjarwadi mengatakan sesungguhnya UGM setiap hari telah melakukan tiga kali sharing tentang informasi terkini penanganan Merapi. Hanya saja, UGM berkeyakinan penanganan akan lebih optimal bila semua perguruan tinggi (PT) di Yogyakarta dapat saling bersinergi. “Saya juga yakin PT-PT di Jogja telah banyak melakukan kontribusi. Oleh karenanya, dengan pengalaman-pengalaman yang disampaikan nanti akan dapat menuju pada gagasan yang terbaik. Meski di lapangan telah banyak dilakukan kebersamaan-kebersamaan, namun masih banyak juga yang bersifat dadakan-dadakan sehingga dengan kondisi tersebut akan lebih bisa mengoptimalkan peran kita,” katanya.
Sudjarwadi berharap rapat koordinasi ini dapat menentukan langkah-langkah dalam penanganan para pengungsi. Tidak saja dalam masa tanggap darurat, tetapi juga saat memasuki tahap recovery dan rekonstruksi pascabencana.
Melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman, diharapkan mampu mendirikan shelter-shelter sementara, sekaligus memulihkan kehidupan perekonomian desa. Dengan upaya demikian diharapkan mampu membangun masyarakat yang mandiri.
Dari diskusi terungkap bahwa hampir semua perguruan tinggi di Yogyakarta telah menyiapkan gedungnya untuk menampung para korban erupsi Merapi. Selain memberikan fasilitas penampungan untuk tinggal sementara, mereka juga memberikan fasilitas MCK, makanan, kesehatan, dan pendidikan.
Dalam masa tanggap darurat, semua PT di Yogyakarta bahkan telah mendirikan posko-posko bencana. Tidak sedikit pula dari mereka yang menggalang sponsor dan dana guna keperluan-keperluan tersebut. Sebagaimana penuturan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, selain kampusnya sempat dijadikan tempat penanampungan pengungsi, civitas akademika UII juga melakukan penggalangan dana yang disampaikan ke posko-posko bencana. Hanya saja, karena saat ini kampus utara masuk wilayah zona rawan bencana, UII pun tidak lagi menjadi tempat penampungan pengungsi. “Semua penuh dengan keterbatasan, apalagi kami, UII. Jika sampai tanggal 17 November 2010 kampus kami masih dalam zona rawan bencana, kami mohon kesediaan UGM, UIN, atau UNY untuk meminjamkan gedungnya bagi kelangsungan perkuliahan kami,” ujar Edy Suandi Hamid.
Hal serupa disampikan oleh Ir. Kosmargono A., M.C.M., Ph.D., Rektor Universitas Atmajaya Yogyakarta, yang hingga saat ini kampusnya menampung pengungsi sebanyak 288 jiwa, dengan rincian anak-anak 11, remaja 6, lansia 30, dan dewasa 241. Program yang dilaksanakan dalam masa tanggap darurat juga tidak jauh berbeda dengan PT-PT yang lain. “Hanya saja, kami para relawan menduga ada satu kelompok LSM perannya hanya memindah-mindah pengungsi. Yang perlu kita waspadai, motivasinya apa? Oleh para relawan coba diselidiki. Ternyata, para pengungsi ini memang dipindah-pindah dari satu tempat pengungsian ke pengungsian yang lain. Saya tidak dapat mendalami lebih jauh karena situasinya tidak memungkinkan,†ungkapnya.
Sementara itu, Rektor UPN “Veteran†Yogyakarta, Prof. Dr. H. Didit Welly Udjianto, M.S., mengatakan kampusnya hingga kini menampung 1.690 pengungsi. Untuk mengurusi para pengungsi ini, UPN melibatkan sekitar 400 relawan dari kalangan mahasiswa, Paskhas TNI, Sampoerna, dan Mie Sedaap.
Untuk kebutuhan para pengungsi, Didit Welly menangkap yang menjadi permasalahan MCK dan air sangat terbatas. “Hal ini tentu menjadi perhatian kita bersama. PT ini akan menampung para pengungsi sampai kapan, sementara tanggal 15 November kami harus kembali lagi pada proses belajar-mengajar,†tuturnya.
Tentu saja, semua permasalahan ini akan ditampung, dianalisis, dan menjadi pekerjaan bersama perguruan tinggi, pemerintah Kabupaten Sleman, dan masyarakat. Selain UGM sebagai pihak penyelenggara, beberapa PT yang hadir dalam rapat koordinasi ini adalah UNY, UIN, ISI, UII, UMY, Atmajaya, Sanata Dharma, STIE YKPN, STIE AA YKPN, Universitas Proklamasi, dan UPN “Veteran†Yogyakarta. (Humas UGM/ Agung)