BULAKSUMUR (KU) – Disaster Response Unit (DERU) terus mengirim bantuan barang kepada para pengungsi korban bencana letusan Merapi. Terhitung sejak 28 Oktober lalu, DERU telah mengirim bantuan ke 145 barak pengungsian yang tersebar di tujuh kabupaten, meliputi Magelang (31), Boyolali (11), Sleman (87), Klaten (7), Bantul (6), Kulon Progo (1), dan Gunung Kidul (2). “Saat ini, kita fokuskan mengirim bantuan ke daerah barak-barak pengungsian yang baru, terutama untuk memenuhi kebutuhan logistik,” kata Ketua DERU, Slamet Widiyanto, M.Si., Senin (15/11), saat ditemui di kantor DERU, Bulaksumur D-7.
Untuk penyaluran bantuan barang, DERU dibantu 300-an relawan mahasiswa. Beberapa mitra yang menyalurkan bantuan lewat DERU, di antaranya Baznas, SIKIB, Kemenlu, PMI, BNPB, Basarnas, TV One, BNI, PTN/PTS, dan masyarakat umum. Kendati masih fokus mengirim bantuan barang yang dibutuhkan para pengungsi, DERU juga aktif melakukan kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, infrastruktur, dan lingkungan. “Khusus untuk pendidikan, kita sedang mendata sekolah-sekolah untuk dibuat barak sekolah darurat,” katanya.
Dikatakan Slamet, dalam kegiatannya DERU melibatkan unit-unit kebencanaan yang berada di UGM, antara lain tim kesehatan, tim Pos Pelayanan Teknis (Posyanis) Fakultas Teknik, tim kesehatan hewan, tim peternakan, tim PSBA, tim psikologi, tim geografi, dan beberapa unit kegiatan mahasiswa. Di lapangan, kegiatan DERU melingkupi tujuh bidang, yakni manajemen, kesehatan (fisik/mental), infrastuktur, pemerintahan, dan administrasi publik, livelihood/UMKM, hazard, lingkungan, dan pendidikan.
Tim kesehatan (fisik/mental) telah melakukan pengiriman tim medis (dokter/perawat), membuka posko kesehatan, memberikan bantuan obat dan alat medis, ambulan, survei dampak psiko-sosial. Rencana program selanjutnya adalah penyediaan tenaga dokter dan perawat secara terus-menerus, penyediaan layanan kesehatan mental dan trauma, serta pemulihan psikososial masyarakat pascabencana.
Bidang infrastuktur, DERU melakukan assessment bangunan yang rusak, melaksanakan need assessment kebutuhan di pos pengungsian, membuat SOP penanganan bencana, melakukan survei jembatan dan perumahan di sekitar sungai yang rawan akan bahaya lahar dingin. Pembuatan peta persebaran pengungsi, memberi masukan untuk relokasi/rehabilitasi pascabencana. “Termasuk rencana keberlanjutan melakukan pendampingan dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujarnya.
Untuk tim kesehatan, DERU UGM telah membuka posko di sembilan barak pengungsian, yakni di Stadion Maguwoharjo, GOR UNY, Barak Pramuka, Batalyon 403, GOR Pangukan, Masjid Agung Sleman, UPN, Gelanggang Mahasiswa UGM, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM, dan Youth Center. Tim UGM bekerja sama dengan Dinas Kesehatan bergantian dalam mengelola posko kesehatan. “Masing-masing posko dilengkapi dengan peralatan medis, obat-obatan, dokter dan perawat dan beroperasi pagi sampai malam,” terangnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)