Meski telah purnakarya, Pembantu Dekan III Fakultas Psikologi UGM lima periode, Drs. Suardiman tetap menjalin tali silaturahmi dengan almamaternya. Jalinan itu ia rajut dengan mengadakan bedah buku karyanya berjudul “Autobiografi Suardiman Kiprah Perjalanan Hidup Sebagaimana yang Sudah Aku Jalaniâ€, Kamis (8/5) di Auditorium Fakultas Psikologi UGM.
Tak pelak acara bedah buku inipun mengundang antusiasme dari kalangan teman sejawat, para guru besar, dosen, mahasiswa dan keluarga. Hal itu terlihat dari tempat duduk auditorium yang nyaris penuh.
Buku setebal 160 halaman ini bercerita perjalanan Pak Suar, sejak dirinya masih kecil hingga cerita-cerita tentang berbagai Wewarah Luhur Rama Mangunsurawibawa II dan Kedekatannya dengan Priyagung Luhur Keraton Yogyakarta.
Drs. H Sentot Haryanto, M.Si selaku adik kelas sekaligus Wakil Dekan III Fakultas Psikologi UGM, Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni memiliki kesan tersendiri. Katanya, Pak Suar termasuk pemegang rekor terlama menjadi Pembantu atau Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
Pak Suar, dalam penilain Sentot Haryanto, seorang yang konsisten dengan “jalurnyaâ€, yaitu sebagai sosok yang dekat dengan mahasiswa dan menggeluti bidang kesenian. Sehingga Pak Suar menduduki jabatan struktural Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan cukup lama.
“Bahkan yang terakhir mungkin lebih lama lagi, karena tidak terikat oleh jabatan struktural, Pak Suar tetap membina kesenian, mendampingi lawatan kesenian dan juga panitia Dies Universitas bidang kesenian,†ungkap Sentot dalam kesannya di buku itu.
Buku Autobiografi Suardiman dilaunching bertepatan genap 73 tahun usia Pak Suar. Buku tersebut tentunya diharapkan memberikan manfaat bagi siapa saja.
Bagi Dekan Fakultas Psikologi UGM Prof. Dr. Muhammad Nurohman Hadjam, karya Pak Suar adalah sesuatu yang hebat. Karena sebagai orang yang memiliki banyak pengalaman, Pak Suar telah mengalami pasang surut kehidupan.
“Pasang surut itulah yang kemudian ditulisnya dalam buku ini, dan itu dihasilkan ketika sudah purnakarya,†ujarnya saat memberikan sambutan pembukaan.
Karya ini, lanjutnya, mengajarkan pada kita betapa penting sebuah catatan buku harian. “Karena, dengan memiliki catatan seperti itu, tentunya akan mempermudah jika kita berkeinginan menulis seperti Pak Suar,†tukasnya. (Humas UGM)