BULAKSUMUR (KU) – Sebanyak 72.047 ternak korban erupsi Merapi di DIY dan Jawa Tengah (Jateng) belum dievakuasi dan terancam mati karena kekurangan pakan. Saat ini, baru 10.231 ternak yang telah dievakuasi, yang tersebar di 181 pos evakuasi penampungan ternak. Populasi keseluruhan ternak mencapai 396.198 ekor, terdiri atas 63.896 di DIY dan 332.302 ternak di Jateng (Boyolali, Magelang, Klaten). “Ternak masih banyak di lokasi rawan bencana sehingga belum bisa dievakuasi,” kata koordinator tim identifikasi penanganan ternak korban Merapi, Prof. Dr. drh. Ida Tjahajati, M.S., yang ditemui di sela-sela mendampingi kunjungan Menteri Pertanian RI, Suswono, ke lokasi penampungan ternak di Tlogoadi, Mlati, Sleman, Kamis (18/11).
Ida menuturkan pendataan dan evakuasi ternak korban Merapi masih terus berjalan. Proses evakuasi ternak selain dilakukan secara mandiri oleh peternak, juga bekerja sama dengan masyarakat peduli ternak, LSM, dan polisi. “Saat ini, kita terus mendata dan mencari lokasi yang dan akan digunakan sebagai tempat penampungan,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM.
Untuk setiap pos evakuasi, menurut Ida, pihaknya menugaskan para penyuluh untuk bertanggung jawab terhadap suplai pakan ternak. Sementara itu, untuk penanganan kesehatan ternak dilakukan oleh para dokter hewan yang tergabung dalam posko medik veteriner RSH Prof. Soeparwi FKH UGM.
Tim identifikasi telah mendata jumlah ternak mati sebanyak 2.121 ekor, meliputi wilayah Sleman sebanyak 2.079 dan Jateng 42 ekor. Jumlah ternak yang sudah dijual sebanyak 292 dan ternak yang akan dijual 3.807 ekor. Ida mengimbau agar para peternak tidak menjual ternaknya kepada para pedagang karena kemungkinan harga yang ditawarkan di bawah harga pasar. Ida menyarankan agar para pengungsi menjual ternaknya kepada pemerintah karena akan dibeli sesuai dengan harga pasar. Untuk sapi jantan, sapi bakalan, dan kerbau dibeli Rp22.000,00/kg/bobot hidup. Sapi betina dewasa dihargai Rp20.000,00/kg/bobot hidup. Berikutnya, pedet sapi perah/potong 5 juta rupiah per ekor, sapi dara 7 juta rupiah per ekor, sapi bunting 9 juta rupiah per ekor, dan sapi perah laktasi 10 juta rupiah/ekor.
Kepada wartawan, Menteri Pertanian RI, Suswono, menyampaikan pemerintah menyediakan dana sekitar 100 miliar rupiah untuk membeli sapi milik para korban Merapi. Selain untuk membeli sapi, dana tersebut juga digunakan untuk menyediakan pakan hewan yang kini sudah dievakuasi. “Untuk ternak yang mati, akan kita beri ganti ruginya pada tahap rehab dan rekon. Saat ini, kita fokuskan pada ternak yang hidup dulu,” ujarnya.
Suswono menginformasikan sapi yang mati kemungkinan akan diberi ganti rugi dalam bentuk uang atau sapi melalui program bantuan sapi dari Departemen Pertanian. Dalam kesempatan tersebut, Suswono juga menyaksikan panandatanganan surat perjanjian jual beli tiga ekor sapi dari tiga peternak sapi perah Dusun Boyong, Hargobinangun, Pakem, Sleman, yang masing-masing dibeli dengan harga 10 juta, 7 juta, dan 5 juta rupiah. Uang hasil penjualan sapi tidak diberikan secara tunai, tetapi dikirim lewat rekening.
Winarman (35), yang menjual satu ekor sapi perah yang masih laktasi mengaku memiliki 8 ekor sapi. Namun, seekor sapinya mati karena sakit saat dalam perjalanan proses evakuasi ke pos penampungan. “Saya terpaksa jual satu karena kondisi sapinya makin lemah,” ujar ayah dua anak ini yang sudah 8 tahun menjadi peternak sapi perah. (Humas UGM/Gusti Grehenson)