YOGYAKARTA-Sejauh ini, daerah mempunyai tantangan untuk membuat solusi optimal dalam menjadikan kekayaan alam sebagai sumber pendapatan dengan tanpa melupakan perlunya memperkuat daya dukung lingkungan. Penguatan daya dukung lingkungan menjadi isu penting seiring dengan semakin seringnya terjadi bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, kekeringan, banjir, dan tanah longsor. Kasus terbaru yang belum lama dan masih terjadi ialah bencana erupsi Gunung Merapi.
Lemahnya daya dukung lingkungan akan berimbas pada lemahnya daya kembang daerah untuk menggerakkan potensi alam dan masyarakat dalam usaha mencapai kesejahteraan. Hal inilah yang menggugah para doktor muda di UGM, yang tergabung dalam Unit Percepatan Pencapaian Renstra (UP2R) UGM, menggelar pelatihan singkat (semiloka) bertajuk ‘Solusi Optimal Pemberdayaan Sumber Daya Alam menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri, Studi Kasus Merapi’. Semiloka digelar pada 24-27 November 2010 di Ruang Multimedia, Kantor Pusat UGM.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dalam sambutan pembukaan semiloka mengatakan keterlibatan para doktor muda UGM diharapkan dapat mengombinasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perguruan tinggi dengan ilmu pengetahuan di lapangan, terutama terkait dengan masalah kebencanaan. “Dalam semiloka ini, diharapkan akan ada kombinasi ilmu pengetahuan yang dimiliki para doktor muda dengan ilmu pengetahuan yang sudah berkembang di lapangan, khususnya mengenai masalah kebencanaan,†kata Prof. Sudjarwadi, Rabu (24/11).
Rektor berharap setelah mengikuti semiloka yang kebanyakan diikuti oleh para relawan Gunung Merapi ini, para peserta akan memiliki pengetahuan dan pemahaman baru seputar penanganan bencana. Dengan demikian, ilmu pengetahuan baru yang dimiliki akan menjadi bekal untuk membantu masyarakat ketika terjadi bencana. “Diharapkan ilmu baru yang dimiliki setelah lokakarya akan menjadi bekal bagi para peserta untuk membantu masyarakat,†imbuh Rektor.
Senada dengan Rektor UGM, Koordinator 15 doktor muda yang tergabung dalam UP2R, Drs. Muhammad Edhie Purnawan, M.A.,Ph.D., mengatakan secara prinsip, mereka ingin membagi ilmu pengetahuan yang dimiliki. Langkah ini sekaligus juga untuk mendukung nilai-nilai dan filosofi UGM dalam mendarmabaktikan ilmunya kepada masyarakat. “Para doktor muda ini ingin membagi pengetahuan yang dimiliki hingga studi S-3- nya kepada masyarakat banyak. Ini salah satunya ditempuh melalui semiloka yang banyak melibatkan relawan Gunung Merapi,†ujar Edhie.
Kegiatan juga melibatkan beberapa narasumber yang berkompeten, antara lain, Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., Prof. Ahmad Syafi’i Ma’arif, Ph.D., dan Dekan Fakultas Teknik UGM, Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D. Pada akhir semiloka, para peserta akan diajak untuk melakukan kunjungan lapangan di beberapa lokasi yang menjadi pusat atau posko pengungsian, seperti UGM, Stadion Maguwoharjo, Klaten, dan Magelang. (Humas UGM/Satria AN)