BULAKSUMUR – Puluhan pengungsi yang masih berada di kampus UGM, Kamis (25/11), dipindahkan ke pos pengungsian Stadion Maguwoharjo dan Youth Center. Dengan demikian, tidak ada lagi pengungsi korban Merapi yang masih berada di UGM. Pemindahan dan pelepasan para pengungsi ini disaksikan oleh Direktur Kemahasiswaan UGM, Drs. Haryanto, M.Si., dan para relawan Gelanggang Emergency Response (GER). “Mereka dipindahkan ke Maguwoharjo dan Youth Center,” kata Dadang, salah satu relawan GER yang mengurusi kebutuhan pengungsi selama berada di kampus UGM.
Sebanyak 14 kepala keluarga (KK) pengungsi yang dipindahkan ini berasal dari Kaliurang, Pakem, dan Cangkringan. Sebanyak 8 KK dipindahkan ke Maguwoharjo, sedangkan sisanya ditempatkan di Youth Center. “Bus akan diberangkatkan dua kali. Pertama, ke Maguwo, lalu ke Youth Center,” kata Agung, salah satu sopir pemandu. Pemindahan para pengungsi ini dilakukan sekitar pukul 09.00. Namun, dua jam sebelumnya para pengungsi telah mengemasi barang-barangnya, menunggu bus untuk diberangkatkan.
Sari (30), salah seorang pengungsi asal Kaliurang, menuturkan ia dan ibunya dipindahkan ke Youth Center. Ia mengatakan anggota keluarganya yang ikut mengungsi sebanyak delapan orang. “Rumah kami di Kaliurang tidak rusak, tapi belum berani ditempati, takut ada hujan pasir (Merapi),” kata Sari yang sehari-hari berjualan jadah tempe di objek wisata Telaga Putri, Kaliurang.
Sebelum menaiki bus, beberapa anak-anak tampak menyalami sebagian anggota relawan sambil berucap, “Terima kasih, ya Mas,” dan disambut para relawan dengan, “Selamat jalan, ya Dik.” (Humas UGM/Gusti Grehenson)