Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kota pendidikan, pariwisata, dan budaya, memiliki berbagai potensi dan prestasi yang diakui secara nasional dan internasional. Namun sayang, masih banyak persoalan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari seluruh stakeholders di dalamnya, salah satunya adalah masalah penyalahgunaan narkoba.
Data tahun 2009 menunjukkan DIY menempati peringkat II setelah DKI Jakarta dan mengatasi Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur, yang berada di peringkat III, IV, dan V. Sementara untuk internal DIY, Sleman menempati posisi pertama, disusul dengan Bantul, Kota Yogyakarta, Kulon Progo, dan Gunung Kidul. Ironisnya, yang paling banyak mengalami kasus narkoba di Sleman adalah Kecamatan Depok, yang merupakan wilayah kecamatan yang di dalamnya berada sejumlah perguruan tinggi ternama, seperti UGM, UNY, UIN, UPN, UKDW, dan Sanata Dharma.
Melihat kondisi tersebut, Unit Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (UP2N) UGM yang berada di bawah Direktorat Kemahasiswaan UGM menggelar ‘Pelatihan Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kampus UGM’, Sabtu (27/11). Kegiatan yang diikuti oleh 94 peserta ini diselenggarakan di Auditorium Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM.
Syarif Hidayatullah, M.Ag., M.A., Ketua Panitia, mengatakan pelatihan tersebut bertujuan untuk memberdayakan dan mengoptimalkan keterlibatan civitas akademika UGM dalam pencegahan dan penyalahgunaan naroba di lingkungan kampus. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk lebih memperkuat jaringan dalam menciptakan kesepahaman, pemikiran, dan kerja sama untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan UGM.
Sementara itu, Direktur Kemahasiswan UGM, Drs. Haryanto, M.Si., menyebutkan pelatihan yang diselenggarakan oleh UP2N merupakan bentuk dan tanda kebangkitan kembali dan sebagai hasil reorganisasi kelembagaan dari satu-satunya unit yang secara khusus menangani pencegahan penyalahgunaan narkoba di UGM, yang selama ini telah mati suri. “Unit ini juga selalu dikonfirmasi keberadaanya dalam borang penilaian akreditasi kelembagaan universitas sehingga eksistensinya perlu diperkuat secara lebih sistemik lagi, bahkan tidak hanya di tingkat universitas, tetapi juga dalam skala nasional,†ujarnya. (Humas UGM/Ika)