UGM terpilih menjadi salah satu mitra WTO Chairs Programme (WCP) yang diluncurkan Sekretariat WTO di Jenewa. Melalui proposal yang diajukan Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM ke Sekretariat WTO, UGM mendapatkan peluang berpartipasi dalam merancang dan memberi masukan tentang isu-isu perdagangan dunia dan pembangunan.
Bersama lebih dari 70 proposal yang lain, WTO Chairs Programme (WCP) UGM/Indonesia akan melakukan serangkaian kegiatan pengembangan kapasitas berupa Short Course Series in International Trade (SCSIT) bertema “Capacity Building for the Development of Multi-Disciplinary Study and Research on WTO and other International Trade-related Issues in Indonesia and/or Southeast Asiaâ€.
Sekretaris PSPD UGM, Drs. Riza Noer Arfani, M.A., menuturkan dari kegiatan ini diharapkan para peserta nantinya mampu memahami dan mendalami secara komprehensif tiga isu kunci dinamika perdagangan internasional, WTO, dan daya saing bangsa.
Dalam pengembangan kapasitas ini akan dibahas berbagai kebijakan terkait dengan perdagangan internasional, di antaranya permasalahan katalogisasi dan inventarisasi regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, dan berbagai tindakan yang dilakukan terkait dengan isu perdagangan sebagaimana yang telah berpengaruh pada sektor publik dan swasta. “Tujuan lain untuk merancang program akademik pada tingkat pascasarjana studi perdagangan internasional yang berbasis pendekatan multidisiplin, dengan kurikulum yang berorientasi pada kebijakan, serta mengembangkan jaringan dan kerja sama dengan mitra universitas atau pusat studi di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara,” terang Riza di PSPD UGM, Rabu (1/12).
Dalam SCSIT yang akan berlangsung selama empat hari, 8-11 Desember 2010, akan mengkaji empat topik dalam perdagangan internasional. Di samping aspek legal dalam perdagangan internasional (legal aspects in trade), akan dibahas pula permasalahan ekonomi politik perdagangan internasional (political economy of trade), kebijakan dan dinamika perdagangan internasional (trade policy and dynamics), serta aspek teknis perdagangan internaional (technical aspects in trade).
Sementara itu, pembicara yang akan hadir adalah Prof. M. Hawin, Ph.D. (Fakultas Hukum UGM), Joseph Wira Koesnaidi, L.L.M. (Trade Lawyer), Prof. Dr. Zaenal Bachrudin (Dirjen P2HP, Kemtan RI), dan Prof. Dr. Y. Andi Trisyono, M.Sc. (Fakultas Pertanian UGM). Selain itu, turut memberikan sumbang pemikiran, Ir. Herliza, M.Sc. (Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan-Kemdag RI), Dra. Sari Winahjoe, M.B.A. (Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM), Dr. Makarim Wibisono (Mantan Duta Besar Indonesia di WTO), dan Dr. Nanang Pamuji M. (Fisipol UGM).
Riza mengakui perhatian kalangan akademisi terhadap data perdagangan internasional masih kurang. Akibat kondisi tersebut, prospektif perdagangan internasional dinilai masih kurang keluar. Hal ini diperparah dengan jumlah delegasi RI di WTO yang sangat minim. “Cina memiliki sebanyak 500 delegasi di WTO, Indonesia hanya 25 wakil. Secara personal, kemampuan para wakil kita di WTO sangat baik, hanya secara tim masih kurang sehingga kita kurang mendalami mana-mana yang harus diprioritaskan dalam perdagangan dunia,” tuturnya.
Prof. Dr. Masyhuri menambahkan tujuan lain short course adalah untuk merancang program akademik tingkat pascasarjana studi perdagangan internasional yang berbasis pendekatan multidisiplin dan kurikulum yang berorientasi pada kebijakan serta pengembangan jaringan dan kerja sama dengan mitra universitas atau pusat studi di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, WCP UGM/Indonesia berfokus pada tiga program utama pengembangan kurikulum dan pengajaran, kerja sama, dan pengembangan jaringan.
Setelah penyelenggaraan SCSIT seri pertama Introduction to International Trade (IIT) pada Desember 2010, kegiatan akan dilanjutkan dengan seri kedua Basic in International Trade (BIT) pada April 2011, seri ketiga Cases in International Trade (CIT), Agustus 2011, dan seri keempat Practise of International Trade (PIT) pada bulan Desember 2011. (Humas UGM/ Agung)