YOGYAKARTA-Persoalan keamanan pangan (food safety) dan ketahanan pangan (food security) menjadi problem yang terus dicarikan solusinya oleh berbagai negara hingga saat ini. Hal ini cukup beralasan karena masih saja terjadi kasus distribusi pangan yang tidak merata seiring dengan melonjaknya jumlah penduduk dunia.
Sehubungan dengan permasalahan inilah, digelar Konferensi Internasional Food Safety and Food Security yang diprakarsai oleh fakultas-fakultas agrokompleks di UGM, yakni Pertanian, Teknologi Pertanian, Kedokteran Hewan, Peternakan, dan Kehutanan. Konferensi bertempat di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, 1-2 Desember 2010.
Menurut ketua panitia yang juga dosen Program Studi Entomologi dan Fitopatologi Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc., ketersediaan pangan tidak seimbang dengan jumlah penduduk dunia sehingga mengakibatkan distribusi yang tidak merata dan mengakibatkan kelaparan. “Masalah pangan sangat penting bagi kehidupan bangsa di dunia. Sayangnya, dengan kenaikan jumlah penduduk, masalah distribusi, kuantitas serta kualitas pangan belum optimal,†kata Siti Subandiyah di sela-sela konferensi.
Subandiyah mengatakan untuk dapat menghasilkan (memproduksi) pangan dengan optimal dan pendistribusian yang merata sebenarnya juga tidak lepas dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia mencontohkan di satu sisi bagi negara berkembang, distribusi dan produksi pangan yang belum merata dapat mengakibatkan munculnya kasus gizi berlebih (obesitas). Namun, di negara miskin akan mengakibatkan terjadinya kelaparan. “Semuanya ini memang tidak akan lepas dari adanya pendidikan, research (penelitian), dan policy (kebijakan) yang dijalankan,†imbuhnya.
Dengan masih terjadinya gap (jarak/perbedaan) mengenai kuantitas dan kualitas pangan antarnegara di dunia, Siti Subandiyah mengusulkan segera dicarikan solusi. Hal ini dapat dimulai dengan dilakukan penelitian keamanan dan ketahanan pangan yang dipadukan dengan pendidikan serta kebijakan yang mendukung.
Melalui konferensi ini, diharapkan dapat diidentifikasi metode dan cara yang tepat untuk menciptakan keamanan dan ketahanan pangan. Konferensi diikuti oleh sedikitnya 174 partisipan dari Australia, Bangladesh, China, Egypt, Gambia, India, Iran, Japan, Malaysia, Nigeria, Pakistan, Senegal, Thailand, Turkey, dan Uganda. Selain itu, hadir pula sebagai peserta, para mahasiswa baik yang tengah mengambil studi S-2 maupun S-3.
Beberapa pembicara yang hadir, antara lain, Prof. Teruo Maeda (Hiroshima University), Prof. M. Sambas Sabarnurdin (UGM), Prof. Yont Musig (Kasetsart University Thailand), Prof. Xue Bai (Shichuan University China), Dr. Irwandi Jaswir (International Islamic University Malaysia), Prof. Y. Andi Trisyono (UGM), dan Dr. Narelle Fegan (CSIRO Australia). (Humas UGM/Satria AN)