Kliking dapat didengarkan dan dapat dirasakan dengan palpasi pada saat rahang bergerak. Bunyi tersebut dihasilkan oleh permukaan artikular yang tidak rata. Kliking merupakan gejala tersering yang menandakan adanya gangguan sendi temporomandibular dan dislokasi diskus artikularis.
“Bunyi kliking dapat muncul pada saat rahang dibuka maupun saat menutup. Pada umumnya, bunyi tersebut hanya dapat didengar oleh penderita, namun pada beberapa kasus, bunyi tersebut menjadi cukup keras sehingga dapat didengar oleh orang lain,†ujar Prof. Dr. drg. Haryo Mustiko Dipoyono, MS., Sp.Pros(K), Rabu (14/5) di ruang Balai Senat UGM.
Hal itu dikatakannya, saat dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Pria kelahiran Mojokerto, 17 November 1952 ini mengucap pidato “Gangguan Nyeri dan Bunyi Clicking Pada Sendi Temporomandibula (Salah satu kajian perwatan dibidang Prostodonsia)â€.
Dikatakannya, seringkali pasien merasakan adanya keterbatasan gerakan rahang atau gerak rahang yang asimetri, dan bunyi sendi yang biasanya digambarkan sebagai bunyi keletuk (clicking), letupan (popping), bunyi menciut (grating) atau krepitasi. Pada dasarnya bunyi kliking pada temporomandibula joint (TMJ), dapat diketahui dari hasil pemeriksaan klinis dan pengakuan pasien. Kebanyakan kliking (70-80%) disebabkan oleh disk displacements dengan berbagai variasinya.
Lebih lanjut, kata Prof Haryo, sebagian besar kasus clicking (53%) adalah reciprocal click, berupa initial click pada saat membuka mulut dan terminal click pada saat menutup mulut.
Menurutnya, perubahan posisi interkuspal menjadi salah satu penyebab terjadinya kliking. Untuk melakukan evaluasi terhadap jaringan lunak pada TMJ, terutama posisi diskus, maka dapat dipilih teknik radiografis dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
“MRI dari TMJ menunjukkan visualisasi lebih baik terhadap jaringan ikat, bila dibanding pemeriksaan dengan CT-Scan. Yaitu dengan kelebihan utama tidak memberikan radiasi pada pasien yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Hingga kini MRI ini masih dianggap sebagai standar emas dalam mengevaluasi jaringan lunak pada TMJ,†jelas Kepala Bagian Prostodonsia, sekaligus Ketua Senat FKG UGM ini. (Humas UGM).