Berbagai sajian makanan dan minuman dari daerah di Indonesia mewarnai acara Cultural Parade dan welcome Dinner menjelang pelaksanaan World Conference on Culture, Education and Science (WISDOM) 2010, di Balairung UGM, Minggu malam (5/12). Acara yang dihadiri Pimpinan universitas dan fakultas, perwakilan dari 15 negara, pemerintah daerah, mahasiswa, ini dimeriahkan dengan tarian dan defile peserta dari Perguruan Tinggi se-Indonesia.
Defile yang diawali dengan penampilan prajurit Kraton Yogyakarta dan Pakualaman dengan corps musiknya ini cukup membuat decak kagum para tamu. Suasana semakin meriah manakala para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menampilkan tarian daerah, seperti Tari Rewe-Rewe dari Senggotan Bantul, Jathilan, Tari Srikandi dan Watang, Tari Reog Singo Srowo hingga Grup Tari Lawung.
Tidak ketinggalan pula penampilan paduan suara mahasiswa yang menampilkan lagu-lagu Medley Padang Bulan & Cublak-Cublak Suweng, Masa Kecil, Can’t Smile Without You serta Cik-Cik Periuk. Tidak kurang 38 Perguruan Tinggi dan Grup Tari melakukan aksi defile didepan para tamu undangan.
“Kami berharap dengan kegiatan semacam ini dapat menumbuhkan kembali citra Yogykarta sebagai kota pariwisata pasca erupsi Merapi bebera waktu lalu,” ujar Sekda DIY Ir. Tri Hardjun Ismaji, M.Sc saat memberikan kata sambutan.
Mewakili Gubernur DIY, Tri Harjun menyampaikan ucapan selamat atas penyelenggaraan kegiatan ini. Pemerintah Provinsi sangat memahami penundaan kegiatan WISDOM akibat erupsi Merapi. “Akibat erupsi menjadikan lalu lintas udara menjadi crowded sehingga sangat tidak memungkinkan untuk penerbangan tujuan Yogyakarta,” tambahnya.
Rektor Ir. Sudjarwadi, M.Sc, Ph.D mengucapkan selamat datang kepada tamu undangan atas partisipasinya dalam pelaksanaan Wisdom 2010. Ia berharap kontribusi para peserta dalam membahas secara spesifik peran Dr. Ann Dunham Soetoro dan Prof. Dr. Mubyarto dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. “Dengan berbagai pendekatan multi disiplin diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan lokal hingga global,” papar Rektor.
Dengan identitas yang dimiliki oleh masing-masing peserta, kata Rektor diharapkan bisa saling melengkapi dalam berdiskusi untuk berbagai topik bahasan. Selain itu dengan pengalaman yang dimiliki mereka bisa saling berbagi sehingga mampu menemukan formula untuk penyelesaian permasalahan global saat ini. (Humas UGM/ Agung)