Makanan merupakan keperluan sehari-hari yang sangat menentukan kualitas hidup bangsa. Meski begitu tidak semua orang memberikan perhatian yang serius terhadap jumlah, kombinasi terlebih pada mutu makanan yang dikonsumsi. Bagi sebagian besar masyarakat makanan dikonsumsi selama ini karena diinginkan bukan dibutuhkan.
Sementara tubuh dan segala aktivitasnya sehari-hari menuntut pemenuhan gizi tertentu. Apabila hanya memburu makanan berdasar keinginan seseorang tentu dapat mengalami kekurangan atau kelebihan gizi dari makanan yang dikonsumsi.
“Karena itu penting sekali pengetahuan keperluan tubuh akan zat gizi untuk kemudian menyiapkannya menjadi masakan yang dikonsumsi,” ungkap Ketua Pusat Kajian Makanan Tradisional UGM, Dr. Ir. Eni Harmayani, MSc, Senin (6/12) menjelang penyelenggaraan Pelatihan “Konsumsi Pangan Sehat Untuk Semua”.
Makanan yang lezat, kata Eni, ternyata bisa menyebabkan berkurang atau hilangnya kandungan zat gizi dari bahan yang diolah. Selain itu dalam mengolah masakan seringkali dilengkapi dengan bahan-bahan untuk menambah cita rasa ataupun daya tarik, seperti pewarnaan, pengental dan lain-lain.
Karenanya Eni mengingatkan agar keamanan bahan tambahan pangan ini harus menjamin supaya konsumen tetap sehat. Untuk itu dalam mengkonsumsi makanan aspek lain harus turut diperhatikan, seperti sanitasi dan higienitas dalam menyiapkan serta menyajikan makanan. “Seperti di kantin sekolah maupun warung makan, para siswa yang mengkonsumsi makanan di tempat ini tentu menjadi obyek penting untuk mendapat perhatian, agar manfaat makanan terjamin secara kesehatan dan kebersihannya,” paparnya.
Untuk memberikan pengetahuan tentang mutu dan ragam pangan Indonesia, maka Pusat Kajian Makanan Tradisional Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi DI Yogyakarta menyelenggarakan Pelatihan KONSUMSI PANGAN SEHAT UNTUK SEMUA. Pelatihan yang juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pengelolaan pangan yang sesuai kaidah 3BA (Bergizi, Beragam dan Berimbang serta Aman) akan digelar di Fakultas Teknologi Pertanian UGM tanggal 9-11 Desember 2010.
Menurut rencana sebanyak 43 peserta akan mengikuti pelatihan ini. Mereka adalah perwakilan para guru dari tingkat SD s/d SMA/SMK pada Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) se- Provinsi DI Yogyakarta. “Dengan pelatihan ini para guru diharapkan mampu mentransfer pengetahuan kepada para siswa dan masyarakat disekitarnya sehingga dapat mewujudkan para generasi muda yang sehat,” tuturnya.
Agar terwujud kantin sekolah dan penyelenggaraan industri pengolahan pangan yang benar, beberapa materi telah dipersiapkan diantaranya pengetahuan tentang memilih dan menyimpan bahan makanan, memasak dan Nilai Gizi Makanan, serta materi tentang kebutuhan asupan gizi harian dan menyusun menu keluarga. Materi lainnya tentang pengemasan makanan, tata saji dan tata hidang masakan Indonesia, penyelenggaraan kantin sekolah yang baik, kehalalan, pantangan dan larangan makanan yang dikonsumsi, bahan tambahan pangan, serta keamanan pangan dan keracunan makanan.
Disamping Prof Suwarsih Madya Phd (Guru besar Universitas Negri Yogyakarta), turut menjadi nara sumber Prof Dr Ir Murdiati Gardjito (pakar pangan lokal dan ketahanan pangan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), Prof Dr Ir Umar Santosa (ketua MUI Prov DIY ), Prof Dr Ir Sri Anggrahini MS (Guru besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM), Dr Ir Eni Harmayani, Dr Ir Retno Indrati MSc, Dr Ir Agnes Murdiati MS, Dr Ir Soeparmo dan Ir Sri Kanoni MS (para dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta). Di akhir pelatihan para guru perwakilan RSBI se-Provinsi DI Yogyakarta akan melihat melihat percontohan kantin sekolah di SMU GAMA, dan dua lokasi industri pangan rumah tangga yang telah menerapkan proses produksi yang benar yaitu di Green by Risa dan Warung 99. (Humas UGM/ Agung)