Senin, 5 Desember 2010, perhelatan World Conference on Culture, Education, and Science (WISDOM) 2010 resmi digelar di Universitas Gadjah Mada. Dalam konferensi yang dihadiri peserta dari 35 negara dan perwakilan 18 universitas di seluruh Indonesia ini turut digelar acara kolokium sebagai bentuk penghargaan kepada mendiang Prof. Dr. Mubyarto dan Dr. Ann Dunham, ibunda Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
Pemberian penghargaan kepada Ann Dunham dan Mubyarto dimaksudkan untuk mengenang dan menghormati kontribusi pemikiran keduanya di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan. Keduanya merupakan sosok yang fokus mengkaji persoalan keuangan mikro dan ekonomi kerakyatan.
Prof. Mubyarto merupakan ekonom UGM yang telah mengembangkan Konsep Ekonomi Pancasila serta memberikan kontribusi besar pada pengembangan ekonomi kerakyatan.
Sementara Dr. Ann Dunham memiliki kedekatan dengan UGM saat melakukan penelitian mengenai keungan mikro di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hasil penelitiannya berjudul “Peasant Blacksmithing in Indonesiaâ€dipertahankan dalam sidang disertasi di Universitas Hawai. Ann Dunham yang merupakan pakar antropolog ekonomi ini meninggal pada tahun 1995.
Prof. Alice Dewey, Guru Besar Emiritus Departemen Antropologi, Fakultas Sosial Sain Universitas Hawai, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan Ann Dunham dan dirinya memiliki kedekatan saat bersama-sama melakukan penelitian di Indonesia. Ann Dunham melakukan penelitian di 25 desa. Beberapa desa yang dikunjungi seperti Torso, desa yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pembuat baju ikat, Kasongan, desa yang penduduknya kebanyakan bergelut pada industri gerabah, serta Kajar yang terkenal memproduksi “blacksmith†yang menjadi bahan disertasinya.
Diceritakan Dewey, penelitian yang dilakukan Ann Dunham berfokus mengkaji mengkaji pada persoalan moderenisasi dan pengaruhnya pada peran perempuan dalam proses produksi industri usaha kecil dan menengah. Hasil penelitian menunjukkan peran wanita semakin meningkat di era modern.
Sementara Prof. Sri Edi Swasono, Ketua Bappenas, mengkaji ulang tentang pemikiran Prof. Mubyarto yang memiliki kedekatan personal dengan dirinya saat mengkonsep tentang Ekonomi Pancasila. Disebutkan Sri Edi, Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) merupakan salah satu program pemerintah yang diluncurkan Mubyarto pada tahun 1993 saat menjabat sebagai Asisten Menteri Pembangunan Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas. Program pengentasan kemiskinan memng telah berhenti, namun konsep hibah dana bergulir yang dikembangkan oleh Mubyarto sampai saat ini masih diaplikasikan dalam bentuk lain di berbagai sektor pembangunan Indonesia.
Menurut penuturan Sri Edi Prof. Mubyarto menolak pemikiran ekonomi yang berorientasi kebijakan pasar sebagai supremasi dalam kebijakan ekonomi Indonesia, karena hal tersebut mengasumsikan semu actor ekonomi sebagai homo economicus. Sementara Ann Dunham, seperti yang dikatakan Endang Purwaningsih, tidak sepaham dengan fundamentalisem pasar. Ketidaksepahamannya terjadi saat ia mengetahui dan melihat dari kenyataan saat penelitan yang dilakukan pada 24 desa di Indonesia . Keadilan sosial untuk semua masyarakat Indonesia tidak bisa direalisasikan apabila doktrin fundamentalisme pasar berlaku secara bebas. (Humas UGM/Ika)