Yogya, KU
Memasuki 100 tahun peristiwa kelahiran Boedi Oetomo pada 20 Mei 2008, bukan saja mengingat kembali simbol kebangkitan nasional tapi juga mengakui berbagai kenyataan sejarah bahwa Boedi Oetomo sebagai gerakan organisasi modern pertama yang menyerukan pemberantasan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan.
Peringatan Satu Abad Kabangkitan Nasional tentunya mempunyai arti sangat penting, ditengah keterpurukan ekonomi, pesimisme dan frustrasi sosial yang melanda bangsa ini. Karenanya, UGM bersama Pengda KAGAMA DIY dan Pemprov DIY memprakarsai rangkaian kegiatan peringatan Satu Abad kebangkitan Nasional dalam rangka membangkitkan kembali rasa optimisme dan kepercayaan diri masyarakat yang kini berada di titk nadir.
“Peristiwa bersejarah ini sudah seharusnya kita pelajari, kita renungkan, kita segarkan dan kita kobarkan kembali melalui kegiatan dalam rangkaian peringatan 100 tahun kebangkitan nasional sebagai bagian penting untuk mengikis dan pesisisme dan frustrasi sosial yang melanda bangsa saat ini,†kata Ketua Panitia Peringatan Satu Abad Kebangkitan Nasional Prof Dr dr Sutaryo, Sp. A(K), Rabu (14/5) di ruang pertemuan Pracimosono, Kepatihan.
Menurut Sutaryo, peringatan Satu Abad Kebangkitan Nasional setidaknya diharapkan dapat menjadi gerakan untuk memperkuat kembali keyakinan bahwa masa depan yang lebih baik masih tersedia bagi bangsa ini.
“Kita sebagai bangsa, mengukuhkan kembali bahwa hanya bangsa-bangsa yang berkarakter, bermartabat dan memiliki kepercayaan atas diri sendiri yang mampu meraih dan memetikkan masa depannya sendiri,†tandasnya.
Dalam peringatan Satu Abad Harkitnas ini, dijelaskan Sutaryo, panitia menyelenggarakan sedikitnya 22 agenda kegiatan yang dilakukan setahun penuh. Diawali dengan simposium dan lokarya Generasi Muda, Mahasiswa dan Karang taruna yang bertajuk ‘Merajut Potensi untuk Kejayaan Negeri’ pada 9 Februari 2008 di Aula SMA Negeri 11 Yogyakarta. Selanjutnya, pada 4 Maret lalu juga telah dilakukan Deklarasi ‘Serual Moral Bagi Bangsa’ yang disampaiakan oleh 100 Guru Besar dari segenap PTN dan PTS DIY di Gedung Hall Taman Budaya.
Sementara di Bulan Mei 2008 ini, dilaksanakan beberapa agenda kegiatan diantaranya; Dialog Interaktif Harkitnas di stasiun TVRI Jogja (17 Mei), Seminar Nasional Reforma Hukum dan Konstitusi, di Balai Senat UGM (16-17 Mei), Gelar Tekno Nusantara di BLPT Yogyakarta (17-20 mei), Wayang Kulit di SMAN 11 (17 Mei), Ziarah ke makam pahlawan nasional kebangkitan nasional (18 Mei), Simposium Nasional ‘Reaktualisasi Nilai Kebangkitan Nasional di Balai Senat UGM (19 Mei), Peresmian Desa Kebangsaan di Pesan Trend Budaya Ilmu Giri, Selopamioro Imogiri (19 Mei), Upacara Kenegaraan Harkitnas di Mandala Krida (20 Mei), Peresmian Tetenger dan Pencananagan Sekolah Kebangsaan di SMAN 11 oleh Mendiknas (20 Mei), dan peresmian Gong Perdamaian Nusantara di Taman Pintar oleh Mendiknas. (Humas UGM/Gusti Grehenson)