• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Forsejau SMA RSBI se-DIY Siap Selamatkan Tanaman Langka

Forsejau SMA RSBI se-DIY Siap Selamatkan Tanaman Langka

  • 09 Desember 2010, 13:30 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 5419
Forsejau SMA RSBI se-DIY Siap Selamatkan Tanaman Langka

YOGYAKARTA – Forum Sekolah Hijau (Forsejau) SMA RSBI se-DIY siap melakukan gerakan penyelamatan tanaman langka di DIY. Beberapa tanaman langka yang dimaksud, yakni kepel, duku karangkajen, mundu, cendana, namnaman, dan duwet. Tanaman-tanaman ini kini semakin langka dan sulit dicari di Yogyakarta. Rencananya, tanaman tersebut akan ditanam di setiap lingkungan sekolah.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Forsejau, Drs. Rusman, usai mengikuti pelatihan sekolah hijau yang dilaksanakan oleh LPPM UGM dan Dinas Dikpora DIY di Desa Hargotirto, Kulon Progo, baru-baru ini. Rusman adalah ketua forum paguyuban 30 guru perwakilan SMA RSBI yang mengikuti pelatihan sekolah hijau.

Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana SMAN 2 Yogyakarta ini mengutarakan dalam waktu dekat Forsejau akan melakukan sosialisasi terkait dengan program sekolah hijau ke beberapa sekolah di DIY, termasuk program penyelamatan tanaman langka. "Gerakan ini akan kita luncurkan bersamaan dengan hari bumi tahun 2011," ujarnya.

Ia menambahkan kegiatan penyelamatan tanaman langka ini akan menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain di DIY untuk melakukan hal yang sama. "Setidaknya bisa menjadi pionir untuk merealisasikan sekolah hijau," kata guru pengampu pelajaran Fisika ini.

Keberhasilan program penghijauan di sekolah-sekolah, kata Rusman, diharapkan akan mendukung program penghematan energi di sekolah, seperti mengurangi penggunaan alat pendingin ruangan di setiap kelas. Ia mencontohkan tagihan listrik di SMAN 2 mencapai 6 juta rupiah/bulan. "Bila lingkungan hijau, kita bisa mengurangi penggunaan AC dan bisa lebih hemat menggunakan listrik," katanya.

Staf Ahli Forsejau, Priyono Suryanto, S.Hut., M.P., mengakui program gerakan penyelamatan tanaman langka perlu mendapat dukungan semua pihak sebagai gerakan bersama menjaga kelestarian lingkungan. Menurutnya, gerakan penanaman tanaman langka sangat baik untuk dilakukan di lingkungan sekolah. Selain aman, tanaman tersebut akan terus dirawat, baik oleh guru maupun para siswa. "Paling aman kalau sudah ditanam di sekolah," ujar dosen Fakultas Kehutanan UGM ini.

Di samping itu, penyelamatan tanaman langka ini dapat mendukung usaha rehabilitasi dari laju degradasi hutan saat ini. Bagaimanapun, tanggung jawab terhadap biodiversitas dan rehabilitasi hutan tidak hanya terletak pada pemangku kepentingan semata, tetapi juga oleh masyarakat, tak terkecuali sekolah.

Untuk mendukung gerakan penyelamatan tanaman langka ini, Fakultas Kehutanan berkerja sama dengan LPPM UGM akan mendukung dengan mengupayakan adanya bibit tanaman untuk ditanam di lingkungan sekolah. "Kita akan siapkan bibitnya. Kita ingin semua guru dan siswa bisa proaktif nantinya," tambahnya.

Seperti diketahui, SMA RSBI di DIY meliputi SMAN 1 Yogyakarta, SMAN 2 Yogyakarta, SMAN 3 Yogyakarta, SMAN 8 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 2, SMAN 1 Bantul, SMAN 1 Kasihan, SMAN 1 Wonosari, SMAN 2 Wates, SMAN 1 Kalasan, SMAN 1 Sleman, SMA BOPKRI I Yogyakarta, SMA Stella Duce I Yogyakarta, dan SMA Kolese De Britto Yogyakarta. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Mengungkap Tanaman Khas dan Langka DIY

    Saturday,21 September 2019 - 15:22
  • SMK RSBI Se-DIY Siap Terapkan Pendidikan Karakter

    Thursday,18 November 2010 - 15:35
  • UGM dan Dikpora DIY Rintis ‘Sekolah Hijau’

    Monday,25 October 2010 - 12:28
  • Fakultas Biologi Gelar Seminar Anggrek 2006

    Friday,17 November 2006 - 12:54
  • Acu CITES, Konservasi Kenekaragaman Hayati Indonesia Jadi Tidak Tepat

    Thursday,18 October 2012 - 15:52

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual