Yogya, KU
Mahasiswa tidak cukup memperoleh pendidikan akademik semata namun juga harus mendapatkan pendidikan di bidang budaya. Bukan hanya mengenal budaya lokal, tetapi juga harus mengenal budaya internasional.
Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM Prof Dr Retno S Sudibyo MSc Apt, dalam penandatanganan kerjasama pendidikan dan budaya dengan Universitas Teknologi MARA, Malaysia, Kamis (15/5) di Ruang Sidang Pimpinan UGM.
Menurut Retno, keikutsertaan mahasiswa dalam program student exchange (pertukaran mahasiswa) tidak hanya akan menambah pengetahuan dan jumlah sahabat internasional, tapi juga bisa melakukan interaksi secara internasional.
“Mahasiswa bisa berinteraksi secara internasional dimana ikut serta memecahkan masalah internasional, ini sangat penting sehingga mahasiswa tidak hanya menjadi katak dalam tempurung,†tegasnya.
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Retno, saat ini ada tren di seluruh universitas dunia sedang giatnya melakukan kerjasama pendidikan dalam rangka mendorong kemandirian menjadi universitas riset yang berkelas dunia (world class research university).
Pencapaian world class research university, kata Retno, tidak bisa dilakukan sendiri oleh sebuah universitas, karenanya banyak universitas melakukan kerjasama bertaraf internasional dalam hal academic staff exchange, student exchange, sharing knowledge and research program.
Sementara di UGM sendiri, imbuh Retno, sedang berupaya melakukan berbagai kerjasama internasiona dengan beberapa universitas dan lembaga internasional. Ditambah retno, kerjasana dilakukan UGM banyak dilakukan di bidang pertukaran tenaga pengajar, pertukaran mahasiswa, kerjasama riset dan kerjasama publikasi internasional serta membuka twin degree program dengan beberapa universitas terkemuka di dunia.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional Universitas Teknologi MARA Prof Dr Mustafa Mohammad Zain, dalam sambutannya menyambut baik terlaksananya kerjasama dengan UGM. Menurutnya, kerjasama di bidang riset dan budaya ini tidak hanya menambah hubungan erat antar kedua universitas namun bisa memberikan manfaat dalam pengembangan kualitas SDM kedua negara dalam 20-30 tahun mendatang.
“Kerjasama ini tentunya akan dirasakan manfaatnya dalam 20 sampai 30 tahun mendatang, karena nantinya orang malaysia dan Indonesia akan saling tukar SDM,†jelasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)