YOGYAKARTA-Dua tokoh yang belakangan namanya terkenal karena peran dan jasanya dalam penanganan erupsi Gunung Merapi, yakni Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dr. Syamsul Ma’arif, M.Si., dan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dr. Ir. Surono, Sabtu (18/12), malam memperoleh penghargaan khusus dari UGM. Pemberian penghargaan khusus ini bertepatan dengan Malam Anugerah Insan Berprestasi dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-61 UGM di Balai Senat.
Penghargaan yang diberikan langsung oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., tersebut bernama Nusa Reksa Pratama untuk Syamsul Ma’arif dan Parwata Reksa Utama untuk Surono.
Rektor UGM, Prof. Sudjarwadi, dalam sambutannya mengatakan berbagai penghargaan yang diberikan merupakan salah satu bentuk apresiasi dan penghargaan UGM kepada mereka yang telah berjasa, bukan saja kepada UGM, tetapi juga kepada bangsa. “Penghargaan ini sebagai ungkapan prestasi dan apresiasi UGM kepada mereka yang berjasa bukan saja kepada UGM, tetapi kepada bangsa Indonesia,†kata Sudjarwadi.
Khusus kepada dua tokoh di atas, Rektor mengatakan UGM menilai keduanya banyak berjasa menyumbangkan pikiran dan tenaga dalam menyelesaikan kasus erupsi Gunung Merapi yang menimbulkan banyak korban jiwa dan ribuan warga mengungsi. Pengalaman kedua tokoh tersebut di lapangan sangat berguna dan dapat menjadi suri teladan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang menyangkut kegunungapian. “Pengalaman bukan saja didapat dari explicit knowledge, baik dari kuliah maupun buku, tapi juga dari pengalaman nyata di lapangan,†imbuhnya.
Dalam kesempatan itu Sudjarwadi juga menjelaskan penghargaan kepada insan berprestasi juga diberikan kepada para senior yang berjasa sekitar tahun 1951-1964 dalam program pengerahan tenaga mahasiswa. Mereka banyak memberikan pengajaran sehingga waktu itu SMA di nusantara menjadi pusat pendidikan. “UGM juga memberikan penghargaan kepada senior yang banyak berjasa dalam program pengerahan tenaga mahasiswa sekitar tahun 1951-1964 silam,†kata Rektor.
Sementara itu, usai menerima penghargaan dari UGM, baik Syamsul Ma’arif maupun Surono mengaku tidak menduga mendapatkan penghargaan tersebut. Pekerjaan yang mereka geluti seputar Merapi adalah pekerjaan yang wajar dan biasa mereka kerjakan. Meskipun bangga dengan penghargaan yang diperoleh, keduanya mengaku mendapatkan beban berat untuk dapat membuktikan ilmu yang mereka miliki agar tetap bermanfaat bagi masyarakat, terutama yang berada di sekitar gunung aktif di Indonesia. “Kami bangga dan tidak menduga mendapat penghargaan dari UGM sebagai universitas besar di Indonesia. Mudah-mudahan bisa tetap mengamalkan ilmu yang kita miliki sehingga tetap bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan,†tutur Surono dan Syamsul.
Di sisi lain, salah satu senior yang mendapatkan penghargaan sebagai pengerah tenaga mahasiswa, H.R. Soerono, juga mengaku tidak menduga atas penghargaan yang diperoleh. Ia mengaku senang, apalagi KKN yang saat ini dilakukan UGM sudah cukup berhasil. “Senang karena masih diperhatikan UGM. Bangga juga karena rintisan kita yang dilanjutkan dalam bentuk KKN oleh UGM sudah maju dan berhasil. Semoga ini bisa diteruskan oleh generasi yang akan datang,†kata Soerono.
Selain Syamsul Ma’arif dan Surono, UGM pada acara tersebut juga memberikan penghargaan kepada 17 alumni, termasuk di antaranya lima orang senior yang berjasa sebagai pengerah tenaga mahasiswa, 18 mahasiswa berprestasi, 15 dosen berprestasi, dan 28 pegawai di lingkungan universitas negeri tertua di Indonesia ini. (Humas UGM/Satria AN)