KEBUMEN-Menteri Kehutanan (Menhut) RI, Zulkifli Hasan, S.E., M.M., Sabtu (18/12), meresmikan hutan penelitian dan wisata alam Wanagama lll di kawasan Pantai Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Peresmian Hutan Wanagama lll yang diprakarsai oleh Fakultas Kehutanan UGM ini salah satu tujuannya adalah untuk mendorong inisiatif rehabilitasi pantai-pantai di kabupaten-kabupaten pesisir Pulau Jawa, khususnya yang memiliki ekosistem sejenis (seperti gumuk pasir).
Hadir dalam peresmian tersebut, para pejabat di lingkungan Kementerian Kehutanan RI dan Provinsi Jawa Tengah, Bupati Kebumen, Buyar Winarso, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, Apt., M.Sc., Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Dr. Ir. Moh. Naiem, M.Agr.Sc., dan ratusan tamu undangan lainnya.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dalam sambutannya mendukung langkah peresmian hutan penelitian dan wisata Wanagama lll yang melibatkan banyak pakar dari Fakultas Kehutanan UGM. Langkah ini, menurut Zulkifli, merupakan bentuk nyata program penanaman pohon yang cukup berhasil dilakukan di Kebumen.
“Provinsi Jawa Tengah sudah berhasil dalam program menanam pohon ini. Bisa dikatakan, potensi hutan rakyat di Jawa Tengah ini sudah surplus, apalagi setelah adanya keterlibatan Fakultas Kehutanan UGM,†kata Zulkifli.
Budaya menanam harus terus digalakkan oleh seluruh masyarakat. Program ini selaras dengan beberapa program pemerintah yang berfokus pada penanaman hutan tanaman rakyat, hutan desa, dan hutan rakyat. Pemerintah bersama dengan para pakar dan peneliti di bidang kehutanan masih terus berupaya melakukan berbagai langkah rehabilitasi dan konservasi hutan serta lahan yang pro pertumbuhan, pro job, pro rakyat dan pro lingkungan. “Budaya menanam pohon itu bisa menyatukan rakyat Indonesia. Kita tetap pegang teguh kebijakan yang pro pertumbuhan, pro job, pro rakyat, dan pro lingkungan,†kata Zulkifli.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kehutanan menegaskan kembali komitmen Kementerian Kehutanan dalam program penanaman pohon. Hal itu, antara lain, juga dapat dilihat dengan meningkatnya anggaran dari tahun 2010 lalu yang hanya mencapai 500 miliar rupiah, naik menjadi 3 triliun pada 2011 mendatang.
Gerakan menanam pohon juga tetap harus diimbangi dengan penegakan hukum dan reformasi birokrasi, terutama di lingkungan Kementerian Kehutanan. Menurutnya, tanpa disertai penegakan hukum, gerakan menanam pohon akan sulit terwujud, apalagi jika melihat tugas berat yang masih harus dilakukan untuk memperbaiki lebih dari 90 juta hektar kawasan hutan yang rusak. “Kawasan hutan kita itu sekitar 130 juta hektar. Dari jumlah itu, sekitar 40 juta hektar yang masih bagus dan 90 juta hektarnya rusak sehingga perlu diperbaiki,†katanya.
Selain memberikan apresiasi terhadap para pakar dan peneliti dari Fakultas Kehutanan UGM yang banyak berkiprah untuk merintis penanaman beberapa jenis vegetasi, seperti cemara udang hingga nyamplung di Hutan Wanagama lll, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan juga berharap agar nanti para pakar tersebut dapat ikut membantu dalam rehabilitasi taman nasional, taman margasatwa, dan taman konservasi yang ada di seluruh Indonesia.
Sementara itu sebelumnya, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Dr. Ir. Moh. Naiem, M.Agr.Sc,. menuturkan keberadaan hutan pendidikan, seperti Wanagama lll, sangat diperlukan. Materi mengenai kehutanan tidak cukup diperoleh dari bangku kuliah, tetapi memerlukan praktik di lapangan yang salah satunya dengan hutan pendidikan.
Awalnya, penelitian tanaman cemara udang yang saat ini ditanam di Pantai Petanahan kawasan Hutan Wanagama lll dirintis dari skala laboratorium sebelum tahun 2007 lalu. Cemara udang menjadi salah satu pilihan vegetasi yang ditanam di kawasan tersebut setelah melihat kemampuannya menahan laju tsunami seperti yang terjadi di pesisir Pantai Cilacap. “Makanya jenis cemara udang ini kita kembangkan di sini dengan melihat kemampuannya menahan laju tsunami,†kata Naiem.
Wanagama lll di Kebumen semakin melengkapi beberapa Hutan Wanagama lain yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan UGM, yakni Wanagama I di Gunung Kidul dan Wanagama II di Jambi.
Di tempat yang sama, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, Apt., M.Sc., mengatakan keberadaan Hutan Wanagama lll tidak terlepas dari pemikiran dan jerih payah senior maupun peneliti dari Fakultas Kehutanan UGM.
Hutan Wanagama lll diharapkan tidak akan hanya menjadi hutan pendidikan (teaching forest), tetapi juga research forest (hutan penelitian). Ke depan, hadirnya Hutan Wanagama lll, yang juga telah menjadi lokasi KKN PPM mahasiswa UGM, selain untuk perbaikan dan konservasi lahan, sekaligus mampu untuk memberdayakan masyarakat setempat. “Yang tidak kalah penting, selain untuk perbaikan lahan Hutan Wanagama lll harus mampu untuk memberdayakan masyarakat setempat,†kata Retno.
Dalam acara peresmian Hutan Wanagama lll yang memiliki luas areal sekitar 600 hektar tersebut, juga dilakukan penandatanganan MoU antara Kementerian Kehutanan dan Fakultas Kehutanan UGM. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti dan pelepasan beberapa jenis burung, seperti derkuku dan kutilang, oleh Menteri Kehutanan. (Humas UGM/Satria AN)