YOGYAKARTA-Universitas Gadjah Mada khususnya melalui Fakultas Biologi setidaknya sejak tahun 2006 lalu telah fokus pada pengembangan program Education for Sustainable Development (EfSD) di desa binaan, yaitu Beji, Ngawen, dan Kemadang, Tanjungsari, Gunung Kidul. Berbagai langkah program EfSD telah dilakukan, seperti penerjunan mahasiswa KKN-PPM hingga pendampingan masyarakat oleh para ahli serta peneliti dalam pengembangan sektor pertanian.
Tidak hanya itu, banyak penelitian juga telah dilakukan dengan tujuan memberikan pendampingan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan dari segala aspek. Penelitian yang dimaksud, antara lain, tentang budidaya tanaman anggrek di lokasi tersebut. “Pendampingan bertujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan secara keseluruhan dan berkelanjutan dari berbagai aspek, ekonomi, sosial, hingga budaya sekalipun,†terang dosen Fakultas Biologi UGM, Slamet Widiyanto, S.Si., M.Si, di sela-sela Seminar Hasil Penelitian “Implementing Graduate Student Research and CEC Establishment, I-MHERE Project”, di Fakultas Biologi UGM, Kamis (23/12).
Slamet yang juga menjabat sebagai person in charge (PiC) seminar menambahkan kegiatan juga sebagai contoh EfSD yang dilakukan UGM. Anggrek yang banyak ditanam di Hutan Rakyat dan Wisata Wonosadi, Ngawen, misalnya, terus dibudidayakan agar tidak rusak atau punah. Tanaman anggrek ini juga menjadi salah satu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam proyek I-MHERE dengan judul “Kajian Keanekaragaman dan Upaya Pelestarian Tumbuhan Anggrek di Wonosadi, Gunung Kidul dengan Pendekatan Molekuler”, dengan ketua peneliti Dian Aruni Kumalawati, S.Si. “Hasil penelitian yang dipresentasikan dalam seminar kali ini juga menjadi contoh pengembangan EfSD tersebut,†imbuh Slamet.
Selain judul penelitian tersebut, masih ada beberapa penelitian lain yang dipresentasikan dalam seminar, salah satu di antaranya ialah “Pemberdayaan Masyarakat melalui Budidaya dan Pelestarian Plasma Nutfah Tanaman Dioscorea spp. di Desa Beji, Ngawen, Gunung Kidul”, dengan ketua peneliti Drs. Purnomo, M.S. Penelitian lainnya adalah “Eksplorasi Keragaman Genetik dan Diagnosis CVPD pada Pamelo serta Optimalisasi Pemanfaatan Tanaman untuk Peningkatan Perekonomian Masyarakat Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Gunung Kidul”, dengan ketua peneliti Dra. Ratna Susandarini, M.Sc.
Berikutnya penelitian “Inovasi Budidaya Padi dengan Pupuk Bio Organik untuk Meningkatkan Produktifitas Tiga Kultivar Tanaman Padi (Oryza sativa L) pada Lahan Sawah Tadah Hujan Desa Beji Ngawen Gunung Kidul dengan ketua peneliti Dwi Umi Siswanti, S.Si., M.Sc. dan “Pemberdayaan Masyarakat melalui Budidaya dan Pemanfaatan Brucea javanica (L) Merr. sebagai Tanaman Obat Antikanker di Daerah Penyangga Hutan Wonosadi Gunung Kidul” dengan ketua peneliti Elvi Rusmiyanto Pancaning Wardoyo, M.Si. “Melalui proyek I-MHERE ini, masing-masing judul penelitian tadi mendapat grant sebesar 100 juta rupiah,†jelas Slamet.
Seminar hasil penelitian ini mendatangkan beberapa pakar dan reviewer, antara lain Dr.rer.nat. Ari Indrianto, S.U. (Fakultas Biologi), Prof. Dr. Ir. Bambang Hendro Sunarminto, S.U.(Fakultas Pertanian), dan Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. (Fakultas Teknologi Pertanian).
Nantinya, kata Slamet, hasil penelitian akan ditindaklanjuti pada tahun 2011 mendatang, baik dari sisi pelestarian alam/lingkungan maupun kemungkinan pengembangan di sektor perekonomian masyarakat setempat, seperti pengembangan UMKM. Pengembangan, khususnya terkait lingkungan atau sektor pertanian meliputi biodiversity tanaman di kawasan dataran tinggi hingga dataran rendah (laut). (Humas UGM/Satria AN)