YOGYAKARTA –Tim Marching Band (MB) UGM kembali menorehkan prestasi nasional. Kali ini, tim MB UGM berhasil meraih juara II dalam Grand Prix Marching Band Indonesia 2010, yang digelar pada 26-27 Desember 2010 lalu di Istora Senayan, Jakarta. Prestasi ini mengulang prestasi tim MB UGM sebelumnya yang pernah meraih peringkat yang sama pada tahun 2005.
Dalam Kompetisi XXVI yang dilaksanakan kali ini, tim MB UGM berhasil menyisihkan 12 tim dari berbagai intansi pemerintah, perusahaan, dan perguruan tinggi. Beberapa di antaranya ialah tim Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), PT Garuda, Universitas Padjajaran, PT Semen Padang, Gita Teladan Jakarta, dan Pemprov Banten. “Sangat menyenangkan bagi kita karena bisa juara. Latihan selama ini ternyata tidak sia-sia,” kata Sekretaris UKM Marching Band, Ayu Meivitasari, Rabu (5/1) di Gelanggang Mahasiswa.
Untuk kompetisi kali ini, tim MB UGM membawa 104 pemain dan 36 kru. Perjuangan tim MB UGM untuk menorehkan prestasi nasional ini tidaklah mudah. Mereka harus melakukan kerja keras dengan latihan rutin selama berbulan-bulan. “Khusus untuk event ini kita melakukan latihan selama 2-3 kali seminggu selama 8 bulan,” tuturnya.
Prestasi sebelumnya sempat diraih tim MB di ajang yang sama, yakni dengan meraih peringkat lima pada tahun 2008 dan peringkat keenam pada 2007. “Tahun kemarin, kebetulan kita tidak ikut kompetisi,” kata mahasiswi Fakultas Farmasi kelahiran Yogyakarta, 16 Mei 1990 ini.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Kemahasiswaan UGM, Drs. Haryanto, M.Si., mengaku cukup gembira dengan prestasi yang diraih MB UGM. Menurutnya, keberhasilan ini merupakan buah dari proses latihan softskill mahasiswa dalam keterampilan memainkan peralatan musik. “Ini prestasi yang luar biasa yang dicapai oleh mahasiswa. Mereka berkompetisi untuk kategori umum dalam lomba ini,” kata Sentot, demikian ia sering dipanggil.
Kendati demikian, rangkaian permainan alat musik, seperti perkusi, terompet, dan drum, ditambah dengan performance tim MB yang padu dalam setiap konsernya menjadikan tim ini layak diperhitungkan oleh dewan juri. “Tim pendukung peralatan saja sudah berlatih bagaimana mereka harus menyiapkan peralatan musik untuk para pemain dalam kurun waktu 5 menit,” kata Sentot.
Sentot mengaku terus mengawal keberangkatan tim MB UGM hingga saat perlombaan di Jakarta. Saat memasuki babak kualifikasi dan final, setiap penampilan tim MB UGM diawali dengan membawakan lagu Himne Gadjah Mada.
Dalam kompetisi kali ini, UGM berada di posisi kedua setelah UI. Sementara itu, posisi ketiga dan keempat diraih oleh Pemprov Banten dan Taruna Teladan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)