Menteri Sosial RI Bachtiar Chamsyah, SE meresmikan Desa Kebangsaan, di desa Selopamioro Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Senin Sore (19/5) yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Satu Abad Kebangkitan Nasional. Persemian ditandai dengan pembukaan selubung papan nama Desa Kebangsaan oleh Mensos. Beberapa pejabat yang ikut hadir menyaksikan peresmian tersebut diantaranya, Sekda DIY Ir Tri Herjin Ismadji, MSc, Pengasuh Pesan Trend Ilmu Giri H. Nasruddin Anshory CH dan Asisten Teritorial Kasum TNI Mayor Jenderal Suprapto.
Dalam sambutannya, Bachtiar Chamsyah menegaskan keberadaan desa kebangsaan yang dibangun atas dasar spirit kebangsaan harus tercermin dalam sikap saling bergotong royongan, saling menghomrmati, saling membantu sesama dalam rangka menciptakan kerukunan hidup dan meningkatakan kesejahteraan masyarakat.
“Desa kebangsaan di Selopamioro, Imogiri ini merupakan wujud kongkrit dan merupaan refleksi dari tekad kita untuk terus memperkokoh jati diri bangsa yang dilandasi oleh semangat kebangsaan kita, sebagaimana yang telah dirintis dan diperjuangkan oleh para pendiri bangsa ini yang dimulai pada satu abad yang lalu,†ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan oleh Mensos, semangat kebangsaan yang pernah didengungkan para pemuda yang tergabung dalam Boedi Oetomo, hendaknya tetap menjadi isnspirasi bagi masyarakat. Maka dari itu, Desa kebangsaan mamapu untuk terus berupaya menumbuhkan dan mengembangkan semangat kebangsaan di dalam kehidupan sehari-hari.
Mensos juga berharap, Desa Kebangsaan ini nantinya dapat direplikasikan di desa-desa di daerah yang lain di seluruh Indonesia. Di sam[ing itu, Mensos juga sempat memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Nasruddin Anshory atas kerja kerasnya membangun daerah Selopamioro yang sebelumnya merupakan daerah tertinggal dan terbelakang dan telah diubah menjadi daerah yang mana masayarakatnya bisa hidup mandiri.
“Saya salut dengan Nasruddin ini, dirinya mampu membuat daerah yang tandus, kering kerontang ini menjadi daerah konservasi sehingga menjadi daerah lahan hijau,†ungkapnya.
Selain peremian desa kebangsaan, dalam kesempatan yang sama Bachtiar Hamsyah juga menyerahkan bantuan rumah senilai 25 juta rupiah kepada masing-masing 39 orang janda perintis kemerdekaan. Secara simbolis, bantuan ini diterima oleh tiga janda perintis diantaranya Ny Joyo Sukarto, Ny Sontano, Ny sayogo. Bukan hanya itu, Mensos juga menyerahkan bantuan modal renovasi rumah, yang diperuntukan kepada 56 keluarga yang tinggal di rumah yang tidak layak huni. Masing- masing bantuan senilai 10 juta Rupiah.
Sementara Nasruddin Anshory CH mengatakan upayanya merintis Desa Kebangsaan ini sudah dilakukan sejak empat tahun silam dengan mendirikan Pesan Trend Ilmu Giri.
Selopamioro, kata Nasruddin, merupakan salah satu lokasi dari 30 lokasi yang menjadi pertimbangannya untuk mendirikan Pesan Trend Ilmu Giri sebelumnya.
“Daerah ini, dahulunya merupakan salah satu dari 30 titik (daerah) yang akan saya jadikan sebagai tempat saya untuk mewakafkan diri di saat usia saya memasuki 40 tahun,†ujarnya.
Selama 20 tahun, kata Nasrudin, dirinya sempat bekerja di jakarta dan pernah 2 tahun bertugas memelihara anak-anak jalanan. Dari pengalaman inilah, dirinya ingin kembali mengabdi ke daerahnya dimana selama 40 tahun usianya ternyata masih ada kebodohanm, kemiskinan dan keterbelakangan di daerah asalnya.
Diungkapkan Nasruddin, di daerah Selopamioro ini, dirinya berupaya memberdayakan masyarakat yang kebanyakan merupakan petani yang harus bekerja keras dengan kondisi alam yang tidak mendukung. Kendati begitu, hal yang pertama dilakukan, Nasruddin saat itu, dengan melakukan konservasi lahan dengan menanam satu juta pohon.
“Selain konservasi lahan, saya juga melakukan konservasi nilai-nilai kesenian dan tradisi dan meningkatkan akses pendidikan mereka yang sangat rendah, bayangkan hampir 80 persen penduduk di sini belum pernah melihat Malioboro,†katanya.
Atas kerja keras dalam konservasi lahan inilah, dirinya banyak mendapat dukungan dan sambutan hangat dari masyarakat luas. Bahkan dari hasil jerih payahnya pula, setidaknya sudah banyak mahasiswa S1 dan S2 yang terbantukan penelitian skripsi dan tesisnya.
“Di sini, sudah banyak lulusan S1 dan S2 dan sudah ada 3 calon doktor dari lima negara yang sedang melakukan penelitian di bidang ekologi dan konservasi,†jelasnya.
Sedangkan Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekda DIY Ir Tri Herjun Ismaji MSc, mengharapkan maksud dan tujuan peresmian Desa Kebangsaan ini tidak hanya berakhir saat acara peresmian semata, namun bisa berlanjut di kemudian hari dan menjadi kenyataan mampu mensejahterakan rakyat desa yang berada di sekitarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)