Kawasan karst merupakan kawasan berbatuan gamping dengan kondisi bentang lahan yang unik, baik yang terdapat di permukaan (eksokarst) maupun di bawah permukaan (endokarst). Kawasan karst saat ini menjadi tumpuan 25% penduduk dunia dalam memenuhi kebutuhan airnya. Sepanjang sejarah pembentukan dan huniannya, ekosistem karst telah menjadi rekaman proses geologi dan geomorfologi serta budaya yang mempunyai kepentingan tinggi bagi keberlangsungan proses alami dan budaya, juga keberlanjutan kehidupan yang ada di dalamnya.
Selain menyimpan potensi tersebut, kawasan karst juga dikenal sangat peka/rentan terhadap berbagai macam gangguan. Pemanfaatan kawasan karst memerlukan pengelolaan yang lebih seksama dan kehati-hatian dibandingkan dengan kawasan lain. Segala bentuk pencemaran di permukaan kawasan karst akan mudah terbawa ke sungai bawah melewati gua dan luweng tanpa mengalami filtrasi oleh lapisan tanah. Tanah karst sangat tipis, bahkan didominasi oleh singkapan batuan. Kawasan karst akan lebih sulit untuk direhabilitasi dibandingkan dengan kawasan lainnya.
Dengan permasalahan tersebut, Fakultas Geografi melalui Prof. Dr. Suratman sebagai dekan dan Dr. Eko Haryono, yang merupakan ahli karst di Fakultas Geografi, menginisiasi penyelenggaraan konferensi karst lingkup Asia, sekaligus untuk membicarakan pembetukan organisasi profesi bidang karst. Selanjutnya, Fakultas Geografi UGM menjadi tuan rumah pertemuan/konferensi Asian Trans-Displinary Karst yang pertama. Panitia seminar, Dr. Eko Haryono dan Dr. Tjahyo Nugroho Adji mengatakan konferensi bertujuan untuk mewadahi pertemuan antarpeneliti, pemerhati, dan praktisi karst guna bertukar pengalaman dalam berbagai bidang disiplin. Di samping itu, juga untuk menfasilitasi kerja sama antarpeneliti, pemerhati, dan praktisi karst dari negara-negara Asia.
Seminar diikuti oleh 93 peserta yang berasal dari empat benua, yakni Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika atau 13 negara ialah Malaysia, Vietnam, China, Jepang, Korea, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Amerika, Iran, Slovenia, dan Nigeria. Berbagai macam tema diangkat dalam seminar ini, mulai dari geologi, geomorfologi, hidrologi, biodiversitas, dan sosial-ekonomi di wilayah karst.
Seminar berlangsung selama empat hari. Hari pertama dan kedua diisi dengan presentasi dan sesi poster. Pada hari ketiga dan keempat dilaksanakan fieldtrip di kawasan karst di Kabupaten Gunung Kidul dan Pacitan, antara lain goa di karst Gunungsewu (Bedoyo, Goa Tabuhan, Goa Gong), eksplorasi sungai bawah tanah (Sungai Suci, Goa Jomblang, Gua Bribin-mikro hidro dam), eksplorasi arkeologi (Museum Karst, Goa Song Terus), eksplorasi fotografi goa (Goa Cermai), dan eksplorasi hidrogeologikKarst (Seropan, Bribin, Baron).
Seminar ini merupakan komitmen Fakultas Geografi UGM dalam pengembangan jaringan kerja sama internasional, baik dalam bidang pendidikan maupun riset. Tema karst merupakan salah satu payung riset unggulan di Fakultas Geografi dengan menggandeng beberapa negara di Asia dan Eropa.
Disarikan oleh:
Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc.
Biro Kerja Sama Luar Negeri
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada