Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM, Dr. Ir. Rachmat A. Sriwijaya, menerima kunjungan profesor senior dari University of Liezieg, Prof. Dr. Evelin Witruk, Jumat (8/1). Dalam kesempatan itu, keduanya sepakat untuk terus menjalin kerja sama yang telah terbina selama ini.
Staf pengajar Fakultas Kedokteran UGM, Dr. Istiti, yang turut dalam pertemuan tersebut mengatakan kerja sama UGM dengan Universitas Liepzieg, Jerman, sesungguhnya telah berjalan sejak 2001. Hanya saja, kerja sama masih sebatas dengan Fakultas Psikologi. “Untuk MoU ke depan, Universitas Liepzieg berkeingan menjalin kerja sama dengan tiga fakultas. Dari pertemuan ini disepakati kerja sama UGM melibatkan Fakultas Kedokteran, Farmasi, dan Psikologi. Sementara dari Liepzieg melibatkan Fakultas Bio Science, Medicine, dan Fakultas Orientalis,” ujar Istiti di Ruang Stana Parahita.
Di samping student exchange, kerja sama keduanya selama ini terwujud dalam pengiriman staf pengajar dan berbagai aktivitas akademik. Kerja sama ini tentu saja memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. “Di antaranya pengembangan-pengembangan ilmu yang ada di UGM. (Kerja sama) dengan Fakultas Psikologi memang sudah berjalan lama. Terakhir, keduanya mengembangkan kegiatan untuk Biodance dan Art Therapy,” kata Istiti.
Dari kerja sama ini, Fakultas Kedokteran memiliki harapan yang sama. Sebelum pertemuan, Prof. Evelin Witruk sempat berkunjung ke Bagian Anak RSUP Dr. Sardjito dan melihat-lihat tentang bioethic di FK UGM. “Meski tidak menutup kerja sama di bidang lain, namun kerja sama di bidang bioethic ini diharapkan bisa membantu mahasiswa Kedokteran UGM bisa mengembangkan diri sehingga seorang mahasiswa FK tidak hanya menguasai skill, namun juga interpersonal relation, yaitu hubungan antarmanusia, dokter dengan pasien, misalnya,” tambahnya.
Dr. Kwartarini Wahyu Yuniarti menambahkan kerja sama Universitas Liepzieg dengan Fakultas Piskologi merupakan yang pertama. Selama tiga tahun kerja sama pernah mendapatkan hibah dana dari Asia Link. Dengan dana ini, setahun sekali staf pengajar UGM melakukan workshop di Liepzieg dengan mengangkat tema yang berbeda-beda. “Bersama teman dari Sri Lanka pernah mengangkat tema disaster karena baik Indonesia maupun Sri Lanka pada waktu itu terkena gempa dan tsunami. Sementara untuk tahun ini, kita secara bersama ingin membahas Biodance dan Painting Therapy,” tutur Kwartarini. (Humas UGM/ Agung)