Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) RI Prof Dr Bambang Sudibyo MBA meresmikan pencananangan Sekolah Pendidikan Kebangsaan yang dilakukan di SMA N 11 Yogyakarta. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti Pencanangan Pendidikan Kebangsaan: Ruh Monumen Kebangsaan Indonesia.
Dipilihnya SMA 11 sebagai tepat peresmian sekaligus sebagai pelopor penyelenggaraan pendiddikan kebangsaan, kata Mendiknas, berdasarkan atas bukti kesejarahan, bahwa dahulunya di sekolah ini sebagai tempat penyelenggaraan kongres pertama Boedi oetomo.
“Kepada SMAN 11 yang berkomitmen untuk menjadi sekolah yang mengadopsi konsep sekolah pendidikan kebangsaan, ini amanat yang berat, saya berpesan agar sekolah ini menjadi sekolah yang ungggul dalam pendidikan kebangsaan,†kata Bambang Sudibyo, dalam memberikan pidato sambutannya, Selasa (20/5) di aula SMA N 11, Jetis, Yogyakarta.
Menurut Mendikans, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada SMAN 11 untuk menyusun menyusun sendiri konsep kurikulum sesuai dengan konsep kebangsan. Bahkan Mendikanas, sempat menawarkan diri untuk menjadi salah satu konsultan dalam pembuatan konsep pendidikan kebangsaan.
“Silahkan, saya serahkan sepenuhnya kepada Bu Rini (kepala sekola), buktikan dulu, SMA 11 sukses dulu, dan dari sini nantinya bisa diterapkan di tempat lain, dari konsep sampai ke opreasional dan bisa dilakukan,†katanya
Mendiknas mengemukakan bahwa konsep pendidikan kebangsaan setidaknya harus menyesuaikan dengan konsep pendidikan yang sudah ditetapakan oleh UNESCO dimana sudah didopsi oleh beberapa negara. Diantaranya memenuhi kriteria konsep education for all (pendidikan untuk semua), long life learning (pendidikan sepanjang hayat), dan education for sustainable development (pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan).
Konsep ini, kata Guru Besar UGM ini, akan diterapkan juga dalam pendidikan kebangsaan di SMAN 11, selain harus juga memenuhi standar Key Performanec Indicator (KTI) dari pendidikan kebangsaan. Selanjutnya, pendidikan kebangsaan ditindaklanjuti dengan beberapa konsep operasional dengan pelaksanaan program-program yang nantinya akan dilakukan serta mesti memenuhi pencapai target yang jelas dari program tersebut.
“Jangan hanya meresap di otak saja tapi tidak meresap di hati. Segera di tindaklanjuti dengan konsep operasional dengan berbagai program-programnya,†tambahnya.
Terkait dengan beragamnya cara masyarakat memperingati hari kebangkitan nasional, dinilai oleh Sudibyo merupakan sesuatu hal yang wajar. Namun demikian, kata Bambang Sudibyo, semangat kebangkitan nasional jangan sampai disusupi oleh kepentingan yang tidak bermanfaat.
“Memang banyak anggota masyarakat yang memutuskan peringatan kebangkitan nasional dengan cara berdemo. Silahkan saja, memperingati harkitnas dengan demo, tapi jangan kesurupan dengan semangat lain sehingga harus berhadapan dengan aparat,†tegasnya.
Dalam pandangan Mendiknas, sebetulnya ruh dari kebangkitan nasional adalah sebuah semangat dan tekad kuat untuk mengubah nasib bangsa. Sementara perubahan itu dimulai dari merubah diri sendiri.
“Marilah kita kesurupan dengan ruh kebangkitan nasional yang semangatnya untuk merubah nasib bangsa, dengan cara mengubah kesadaran pada diri sendiri baik dari kesadaran hati, kesadaran otak dan kesadaran rasa,†jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Mendiknas, semangat perubahan itu harus dilakukan untuk mengubah semua hal, merubah dari sesuatu yang potensial menjadi yang aktual, mengubah yang potensial menjadi kinetis, dan mengubah sesuatu yang potensial menjadi sesuatu yang menggerakan dan bisa bermanfaat bagi orang lain.
“Dengan berbagai macam potensi yang diseuaikan dengan kondisi kita semua, nasib akan berubah jika yang potensial berhasil menjadi aktual, sehingga tujuan sebuah pendidikan akhir adalah aktualisasi diri,†tandasnya.
Sementara Ketua Pantia Satu Abad Kebangkitan Nasional Prof Dr dr Sutaryo, Sp.A(K), mengatakan tujuan pencanangan pendidikan kebangsaan ini sebagai proses membangun integritas bangsa secara mendasar melalui pendidikan, baik formal, non formal maupun informal yang merupakan ruh monumen kebangsaan indonesia sepanjang masa.
“Pembangunan integritas kebangsaan indonesia melalaui pendidikan ini merupakan proses menerus menuju cita-cita Boedi Oetomo yang menginginkan rakyat dan bangsa yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan mencintai bangsanya,†ujarnya.
Beberapa pejabat yang tampak hadir, Sekda DIY, Rektor UGM, Rektor UII, Kepla Dinas Pendidikan DIY dan Jateng, Ketua Kopertis DIY, Kepala sekolah SMAN 11 dan beberapa Guru Besar PTN/PTS. (Humas UGM/Gusti Grehenson)