YOGYAKARTA – Pusat Unggulan Regional atau Regional Center Expertise of Yogyakarta (RCE-Yogyakarta) UGM bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Nasional dan United Nation University menyelenggarakan Konferensi Pusat-pusat Regional Ahli ESD (Education for Sustainable Development) tentang upaya penyelamatan bumi melalui pendidikan di negara-negara Asia Pasifik. Konferensi akan diselenggarakan pada 12-15 Januari 2011 bertempat di Sekolah Pascasarjana UGM dan direncanakan dibuka oleh Mendiknas, Prof. Dr. Mohammad Nuh.
Konferensi dihadiri oleh sekitar 200 orang peserta, termasuk 20 orang wakil-wakil negara Asia-Pasifik, seperti Jepang, Korea, India, Thailand, Filipina, Kamboja, dan Malaysia. Peserta berasal dari kalangan pemerintah, dosen, guru, aktivis LSM, kalangan profesional, dan mahasiswa pascasarjana berbagai daerah di Indonesia.
Ketua Pelaksana Konferensi, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, M.Sc.,Apt., mengatakan konferensi akan membahas upaya-upaya penyelamatan bumi melalui kegiatan pendidikan, dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengembangan berkelanjutan. Pengembangan dan pelaksanaan program ESD berbasis komunitas sangat perlu diselenggarakan. “Hal itu dapat dicapai melalui kerja sama antar institusi-institusi pendidikan dengan masyarakat yang didukung oleh instansi-instansi terkait dan industri, seperti program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di perguruan tinggi,” kata Retno, dalam rilisnya yang dikirim Selasa (11/1).
Retno menambahkan dalam konferensi ini juga disampaikan tentang kebijakan pemerintah dan program-program aksi yang telah dilakukan perguruan tinggi, sekolah, LSM, dan masyarakat terkait dengan dengan pelaksanaan pengembangan berkelanjutan atau sustainable development.
Selain itu, juga didiskusikan 50 makalah dan poster tentang topik-topik pengurangan resiko bencana, perubahan iklim, energi terbarukan, green economic, perdamaian, demokrasi, dan keragaman budaya, ekosistem dan keamanan pangan, kesehatan dan manajemen air bersih serta pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan (education for sustainable development, ESD) di sekolah-sekolah.
Pada akhir konferensi akan disampaikan Deklarasi Yogyakarta, yakni tentang Rencana Aksi Education for Sustainable Development berbasis Masyarakat (Community based-ESD Action Plan). Melalui deklarasi ini diharapkan praktik-praktik ESD berbasis masyarakat dapat disebarluaskan, khususnya di Indonesia dan di Asia Pasifik. “Kita berharap program-program aksi penyelamatan bumi melalui Program ESD berbasis masyarakat dapat semakin meluas dan berkelanjutan,” kata Retno.
Konferensi akan dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup RI, Prof. Gusti Mohammad Hatta, dan Wakil Mendiknas, Prof. Dr. Fasli Jalal, perwakilan UNU-IAS, Prof Dr. Mario Tabuccanon, dan Direktur UNESCO Jakarta, Prof. Hubert Gijzen. (Humas UGM/GustiGrehenson)