YOGYAKARTA- Kerusakan Kawasan Hutan Muria (KHM) menimbulkan kekhawatiran yang beralasan karena tata geografisnya melahirkan genre de vie bagi manusia. Kelerengan antara 10%-45%, morfologi datar hingga bergelombang, telah mengalami erosi stadia awal, sistem sungai yang berhulu dari Gunung Muria pada waktu musim penghujan airnya keruh karena mengangkut material erosi yang menyebabkan pendangkalan di Muara dan banjir pada daerah hilir.
“Kerusakan hutan di sana selain karena fenomena borgan (lahan hutan dijadikan sebagai lahan pertanian) yang meluas, tegakan hutan digantikan dengan tanaman pertanian berdampak pula pada menurunnya daya dukung lingkungan berupa berkurangnya luasan lahan basah,†ujar Eva Banowati ketika mempertahankan disertasinya dalam ujian doktor di Fakultas Geografi UGM, Sabtu (15/1). Disertasi Eva berjudul “Pembangunan Sumber Daya Hutan Berbasis Masyarakat di Kawasan Hutan Muria-Kabupaten Pati”.
Dalam pandangannya, beberapa faktor penyebab kerusakan sumber daya hutan KHM adalah tingginya penjarahan, kelambanan penindakan pelaku penjarahan, dan gagalnya reboisasi yang telah dilakukan. Eva menambahkan upaya pembangunan sumber daya hutan dengan prosperity approach telah dilakukan pemerintah dengan berbagai program-programnya, seperti tumpangsari, pembangunan masyarakat desa hutan (PMDH), pembangunan masyarakat desa hutan terpadu (PMDHT), dan pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Namun, hasil kajian menunjukkan adanya pemahaman penduduk yang sangat rendah terkait dengan pemanfaatan lahan.
Hal tersebut, menurut Eva, berpengaruh terhadap menurunnya sumber daya hutan akibat alih orientasi pemanfaatan lahan atau pengkonversian lahan yang dilakukan masyarakat. Meskipun demikian, masyarakat pesanggem mempunyai local wisdom yang dapat dikontribusikan pada pelaksanaan PHBM yang tercermin dari tindakan dalam penanaman tegakan, pemeliharaan tegakan, dan pemanenan. “Pembangunan yang memperhatikan kepentingan masyarakat mencerminkan suatu bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan material dan peningkatan pendapatan,†kata staf pengajar Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang (Unnes) tersebut.
Kesesuaian dengan pendekatan pembangunan berpotensi menghasilkan sumber daya hutan berkelanjutan yang menyinergikan antara fungsi ekonomis dan fungsi ekologis. Kondisi sumber daya hutan yang terdapat di KHM belum optimal, masih terbatas pada produk kayu. Potensi sumber daya sebagai penghasil pangan dan jasa lingkungan belum diperhatikan pada porsi yang cukup.
Sementara itu, lapangan kerja di pedesaan masih bertumpu pada sektor pertanian (farm). Untuk itu, status penguasaan lahan, baik yang berdasarkan hukum formal maupun hukum adat, sangat dibutuhkan oleh petani. Di sisi lain, masyarakat setempat yang secara budaya mempunyai hak, “merasa†kehilangan aksesnya terhadap hutan (hutan negara). “Dipicu oleh kebutuhan hidup yang terus mendesak, masyarakat setempat tetap mencoba mengakses dan menggunakan sumber daya hutan yang ada sehingga mengakibatkan terjadinya konflik kepentingan antara masyarakat dengan pengelola,†tambah perempuan kelahiran Pati, 29 September 1961 ini.
Untuk memecahkan persoalan tersebut, Eva menggunakan pendekatan ilmu Geografi yang berfokus pada pendekatan keruangan (spatial approach) dan pendekatan ekologi (ecological approach) dalam mengkaji kerusakan sumber daya hutan berupa alih orientasi pemanfaatan lahan hutan.
Beberapa kesimpulan lain dalam penelitian Eva, antara lain, ialah program perhutani dalam memberikan kesempatan untuk menjadi pesanggem kepada penduduk desa sekitar hutan masih perlu ditingkatkan. Di samping itu, menata kembali atau reinventarisasi penguasaan lahan borgan oleh masyarakat dengan tujuan dapat diketahui pertanggungjawaban pesanggem pada petak hutan yang dikuasainya.
Usai mempertahankan disertasi di hadapan tim penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Suratman, M.Sc,. Prof. Dr. H. Hadi Subari Yunus, M.A. (promotor), Prof. Dr. H. Ir. Chafid Fandeli, M.S., (ko-promotor), Prof. Dr. Sutanto (ko-promotor), Dr. M. Baiquni, M.A., Prof. Dr. Ir. Sri Widodo, M.Sc., Dr. Su Ritohardoyo, M.A., dan Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., akhirnya Eva Banowati berhasil lulus dengan predikat cum laude. (Humas UGM/Satria AN)