Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) sepakat menjalin kerja sama. Perjanjian dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM), penelitian, pendidikan dan pelatihan ini ditandatangani oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dan Iskandar Zulkarnaen, S.E., M.Si. selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat ALFI di Ruang Multimedia, Senin (17/1).
Bersamaan dengan itu, disepakati pula perjanjian antara Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM dengan Indonesiaan Logistic and Forwarder Association (ILFA) Institute. Kerja sama dalam rangka menyiapkan insan logistik untuk menyongsong Asean Economic Community pada tahun 2015 ini ditandatangani oleh Kepala Pustral UGM, Kuncoro Harto Widodo, dan Parlagutan Silitonga selaku Direktur ILFA Institute. “Pengembangan SDM merupakan sesuatu faktor penentu yang sangat penting bagi industri logistik. Terkait pengembangan SDM ini memang sudah menjadi amanat munas dan selalu disebutkan setiap kali penyelenggaraan rakernas dan di setiap program-program kerja,” ujar Iskandar Zulkarnaen saat memberikan kata sambutan.
Hal tersebut juga melalui rapat pimpinan pusat, bahkan sebagai upaya mengantisipasi penerapan Asean Economic Community 2015, ALFI telah mencanangkan standardisasi kompetensi pelaku usaha logistik dan forwarding agar memiliki profesionalisme yang setara dan berstandar Asean dan internasional.
Iskandar menyadari tantangan yang dihadapi industri logistik tidaklah kecil. Oleh karena itu, DPP ALFI senantiasa berpartisipasi aktif dalam setiap upaya pengembangan SDM, baik di tingkat nasional, regional Asean, maupun internasional. “Di tingkat nasional, kita selalu mengadakan ToT (Training of Trainer) yang diikuti seluruh DPW ALFI, mulai dari DKI, Surabaya, Semarang, Medan, Sumatera, Bali, Sulawesi Selatan dan Papua,” katanya.
Sementara itu, di tingkat Asean, DPP ALFI berperan aktif dalam working group on education in training pada AFA (Asean Forwarder Association). Bahkan, di penghujung bulan ini, working group on education in training mengadakan pertemuan untuk membahas kurikulum di bidang logistik Asean untuk pengembangan SDM. Di tingkat internasional, ALFI secara kontinu mengikuti advisori body vocational training di Federasi Asosiasi Forwarder Internasional. “Jadi, dalam menghadapi tantangan besar yang ada, kami menyadari betapa penting kerja sama dan kolaborasi. Untuk itu, kami memilih UGM sebagai mitra untuk membahas secara bersama pengembangan masalah transportasi dan logistik,” ujarnya.
Rektor UGM mengatakan dengan kerja sama ini berarti UGM menambah satu mitra strategis dalam memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara. Pengalaman yang sudah dimiliki oleh Gafeksi (ALFI) tentu akan memberi arti bagi kepentingan dan kemakmuran bangsa. “Untuk itu, kita ingin mengembangkan ilmu pengetahuan agar nanti dapat diamalkan untuk kemanfaatan, keadaban, dan kebahagiaan beserta nilai-nilainya,” tutur Rektor.
Jika tren pendidikan abad 19 berada di Eropa dan abad 20 di Amerika, untuk abad 21 tren pendidikan berfokus ke Asean. Dengan dukungan sumber daya alam yang dimiliki, tentu akan muncul banyak keunggulan komparatif. “Sehingga setelah memiliki keunggulan kompetitif, ilmu pengetahuan dan keterampilan serta sikap mental yang bagus tentu akan lebih baik dalam memberikan perannya bagi kepentingan dan kemakmuran bangsa,” tambahnya.
Tampak hadir dalam kesempatan itu, Manager Research Pustral UGM, Yuwono Sumarjito, Wakil Ketua Umum Bidang Kepabeanan, Heri Susanto, S.E. , Sekjen ALFI, Haryanti Sudiro, S.E., Ketua Perwakilan Soekarno Hatta, Arman Yahya, S.E., Manajer ILFA Institute, Supriyanto, S.E., M.B.A., dan DPW ALFI Jateng, Suryanto, S.Sos. (Humas UGM/ Agung)