• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Inkonsistensi Pengamalan Pancasila Masih Terjadi

Inkonsistensi Pengamalan Pancasila Masih Terjadi

  • 20 Januari 2011, 15:33 WIB
  • Oleh: Satria
  • 9785
Inkonsistensi Pengamalan Pancasila Masih Terjadi

YOGYAKARTA-Inkonsistensi pengamalan Pancasila dewasa ini semakin menguat. Globalisasi dan sentralisasi turut mendorong terjadinya inkonsistensi tersebut. Salah satu bentuk inkonsistensi dapat dilihat dari menguatnya demokrasi etnisitas di beberapa daerah di tanah air. “Kalau kemudian demokrasi etnisitas terus terjadi, maka seolah-olah daerah atau etnis saling berlomba untuk kepentingannya sendiri dan mengesampingkan lainnya. Itu yang rawan dan Pancasila tidak mengajarkan hal seperti itu,” ujar sosiolog, Prof. Dr. Sunyoto Usman, usai Diskusi 'Reinterpretasi dan Sosialisasi Pancasila dalam Perspektif Sosial Politik' di Pusat Studi Pancasila UGM, Kamis (20/1).

Pancasila, menurut Sunyoto, mengajarkan adanya persatuan dan keragaman tetap dalam bingkai ketuhanan. Pada masa pemerintahan sebelumnya, seperti era Sukarno dan Suharto, format Pancasila diimplementasikan secara berbeda. Di era Sukarno, ada istilah nation and character building dan konsep gotong-royong. Sementara itu, di era Suharto, Pancasila diwujudkan untuk stabilitas. Peran negara sebagai penguasa sangat dominan untuk mengakomodasi berbagai keragaman, nasionalisme, dan kerukunan. “Di masa orba, misalnya, ada indoktrinasi PNS tentang Pancasila dan sebagainya,” ujarnya.

Dalam pandangan Sunyoto Usman, penempatan konsep Pancasila saat ini juga masih belum jelas. Era keterbukaan informasi, termasuk di dalamnya maraknya pemanfaatan dunia maya (cyber), kian mengaburkan konsep Pancasila.

Melengkapi pernyataan Sunyoto Usman, Kepala Pusat Studi Pancasila UGM, Drs. Sindung Tjahyadi, M.Hum., mencontohkan inkonsistensi pengamalan Pancasila di bangku perguruan tinggi adalah berupa masih terus dipakainya berbagai teori dan metodologi pengajaran dari dulu hingga saat ini. Padahal, perubahan dan pembaharuan berbagai teori pengajaran sangat terbuka. “Misalnya di bangku perguruan tinggi, teori dan metode yang sudah usang masih saja dipakai. Itu contoh kecil inkonsistensi Pancasila,” tambah Sindung.

Di sisi lain, kajian tentang Pancasila sejauh ini juga belum dilakukan secara lebih empiris. Padahal, kajian Pancasila dengan melibatkan bidang ilmu lain, seperti Antropologi atau Sosiologi, terbuka untuk dilakukan.

Sindung menilai internalisasi Pancasila, khususnya kepada generasi muda, menjadi tantangan untuk segera dilakukan. Penerapan P4 seperti pada zaman orde baru menurutnya sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan saat ini. Pusat Studi Pancasila masih melakukan penelitian dan kajian agar Pancasila dapat terinternalisasi lebih baik kepada masyarakat. Beberapa program yang telah dicoba dilakukan ialah training kader bangsa (TKB) bagi siswa SMA. “Kan tidak mungkin kalau ada lagi “pemaksaan” konsep P4 seperti zaman Orba dulu,” kata dosen Fakultas Filsafat UGM tersebut. (Humas UGM/Satria AN)

Berita Terkait

  • Kenalkan Pancasila Pada Anak, PSP Gandeng Guru PAUD

    Friday,27 September 2013 - 11:51
  • Kongres Pancasila Usulkan Sertifikasi Guru Pancasila

    Monday,03 June 2013 - 10:47
  • Gandeng Media Televisi, PSP UGM Garap Iklan Pancasila

    Wednesday,14 November 2012 - 19:33
  • Pengamat UGM: Penataran P4 Wujud Penanaman Budi Pekerti

    Tuesday,15 January 2013 - 15:49
  • Etika dan Moralitas Pancasila dalam Pendidikan Ilmu Hukum

    Thursday,31 May 2007 - 9:03

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual