YOGYAKARTA – Pemuda sangat memegang peran kendali yang penting dalam setiap perjalanan sejarah bangsa. Tercatat dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, dari proses kebangkitan sampai terwujudnya kemerdekaan negara, semua dicapai atas prakarsa para pemuda. Para pemuda bukan saja dituntut untuk berkomitmen kepada bangsa, berkompetensi tinggi, berpendirian pluralis dan selalu dipandu dengan optimisme, tetapi juga membutuhkan bangunan kepribadian yang baik dan bertuhan.
Demikian yang mengemuka dalam diskusi “Impian Pemuda Indonesia” yang diprakarsai oleh Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM, Jumat (21/1) sore. Hadir sebagai pembicara, peneliti PSP UGM Drs. Djoko Pitoyo, Paguyuban Kebangsaan Jakarta Drs. Pitoyo, M.A, aktivis GMNI Yogyakarta, Bintar Lulus Pradipta dan Perwakilan BEM KM UGM.
Djoko Pitoyo, berpendapat religiusitas seseorang pemuda makin terbangun jika bisa menghargai perbedaan agama dan keyakinan orang lain. Namun ia menyesalkan masih sering terjadi konflik antar agama yang disebabkan oleh gesekan antar pemeluk agama dan pertengkaran antar pemuda. “Kita lihat, sekarang dua pemuda nonton bareng, kemudian bertengkar, lalu dua kampung saling perang. Padahal bangsa ini akan bisa bersatu, bisa ada saling pengertian dan saling memiliki satu sama lain,” tukasnya.
Pitoyo punya pendapat lain, ia menilai yang penting dilakukan pemuda dalam menghadapi era saat ini adalah semangat untuk bersatu dan berkomunikasi satu sama lain. “Yang penting, semangat merdeka dan bersatu, komunikasi jangan terputus. Jika bangsa bersatu, maka Negara akan selamat. Bangsa itu roh dari namanya Negara,” katanya.
Lain halnya dengan Elias, salah satu peserta diskusi asal Papua yang berkesempatan menyampaikan pendapatnya. Menurutnya, pemuda harus memiliki impian bersama untuk membangun bangsanya. Bila tahun 1908 dan 1928, pemuda memiliki impian untuk mewujudkan pendidikan dan kesehatan untuk melepaskan bangsa Indonesia dari penjajahan. Oleh karena itu, penting bagi pemuda masa kini untuk memiliki impian bersama untuk dilakukan. “Harus ada impian bersama. Misalnya indonesia 10 tahun bebas korupsi atau pemimpin di negeri ini diisi generasi yang memiliki ideologi pancasila,” katanya
Sedangkan Pradipta menegaskan, impian pemuda saat ini adalah merealisasikan cita-cita revolusi untuk menciptakan perdamaian dunia dan mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia. (Humas UGM/Gusti Grehenson)