Yogya, KU
Pemerintah memastikan tidak akan terjadi krisis pangan bila harga BBM resmi dinaikkan. Bahkan pemerintah telah menyiapkan ketersediaan stok pangan dalam rangka mengantisipasi dampak kenaikan harga pangan.
Demikian disampaiakan oleh Menteri Pertanian Dr Ir Anton Apriantono MS usai menjadi pembicara dalam kuliah umum ‘Kebijakan Umum Bidang Pertanian dan Perundang-undangan’ di Fakultas Peternakan UGM, Kamis (22/5).
Menurut Mentan, stok pangan yang disediakan pemerintah sekarang ini dirasakan tidak akan menimbulkan masalah serius karena menurutnya dari sisi jumlah produksi beras serta harganya di pasaran masih stabil.
“Tak ada masalah. Stok pangan cukup dilihat dari sisi produksi, itu sudah cukup, itu indikasinya harganya sudah stabil,†kata Anton.
Mentan memastikan juga, pasca kenaikan harga BBM pemerintah juga menjamin harga pupuk tidak akan naik, sementara subsisdi benih akan segera diefektifkan.
“Naiknya harga BBM berarti subsidi bagi pengembangan pupuk akan bertambah sehingga Harga Eceran Tertinggi (HET) harganya dijamin pemerintah tidak naik,†ujarnya.
Mentan sempat menyinggung beberapa kasus kelangkaan dan kenaikan harga pupuk di beberapa daerah, dalam pandangannya kelangkaan dan kenaikan harga pupuk ini disebabkan karena sebagian petani yang masih menggunakan jenis pupuk non subsidi dan di luar jalur distribusi resmi.
Mentan mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah tidak menaikkan harga pupuk mengingat harganya saat ini dinilai sudah relatif mahal. Jika dihitung dalam harga internasional untuk jenis pupuk urea per kilogramnya sudah mencapai Rp 4000. Sementara harga pupuk urea di dalam negeri setelah disubsidi hargnya hanya Rp 1200 per kg.
“Ini merupakan kompensasi, karena harga pupuk sudah sangat mahal, misalnya Urea saja, untuk harga internasional sudah di atas 4000 rupiah per kilogram, sedangkan di kita masih disubsidi sehingga harganya masih Rp 1200 per kilogram,†tandasnya.
Sementara mengenai kendala petani dalam hal pengisian BBM untuk traktor yang sempat muncul di beberapa daerah, dinilai Anton disebabkan ketidaktahuan para petani bahwa BBM untuk traktor bisa dibeli di SPBU namun dengan membawa rekomendasi dari instansi berwenang.
“Ini hanya ketidaktahuan saja. BBM traktor bisa dibeli dari SPBU asal dapat rekomendasi dari dinas setempat, masalah itu karena ketidaktahuan saja,†tuturnya.
Sementara dalam makalah kuliah umum yang disampaikan oleh Mentan disebutkan bahwa tahun 2007 produksi beras mencapai 57 juta ton dengan ketersediaan beras sebesar 32,3 juta ton dengan dimtabha impor beras 1,2 juta ton. Sementara konsumsi beras selama setahun sebanyak 31,3 juta ton. Sehingga stok beras yang tersedia saat ini sebesar 4,5 juta ton.
“Meski produksi beras kita 90 persen lebih sudah dipasok dari dalam negeri, namun kita tetap membutuhkan impor beras sebesar satu sampai empat persen dari jumlah produksi beras kita. Sebenarnya rata-rata setiap bulan konsumsi beras kita berkisar 2,7 juta ton,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
.