Impian Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM memiliki gedung baru semakin mendekati kenyataan. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., Dekan FEB, Prof. Dr. Marwan Asri, Direktur Keuangan PT Pertamina, M. Afdal Bahaudin, dan Arifin Panigoro selaku pemilik PT Medco melakukan peletakan batu pertama perluasan pembangunan FEB UGM, Selasa (25/1).
Sebagai salah satu dari 18 fakultas di UGM, FEB saat ini berpenghuni lebih dari 5.500 orang. Sebanyak 40% atau sekitar 2.300 orang menempati gedung lama. Di gedung lama ini berlangsung semua kegiatan, mulai dari perkuliahan, laboratorium, perpustakaan, hingga kegiatan-kegiatan lain, seperti penelitian. “Sehingga semakin lama terasa semakin sempit. Kegiatan perkuliahan pun pernah dicoba dilakukan sampai larut malam, tapi menjadikan keresahan di sana-sini. Banyak mahasiswa yang merasa keberatan, bahkan para orang tua mahasiswa merasa khawatir menelepon karena anaknya pulang sampai jam 22.00,” ujar Marwan Asri saat memberikan kata sambutan.
Oleh karena itu, perluasan gedung menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda lagi. Di gedung baru FEB UGM nantinya direncanakan dilakukan relokasi. Gedung baru berlantai 7 yang akan dibangun dengan bantuan PT Pertamina dan PT Medco ini diharapkan dapat menunjang segala kegiatan perkuliahan, administrasi, akademik, keuangan, perpustakaan, dan ruang kerja para dosen. “Di tempat ini pula nantinya akan dilakukan berbagai pelatihan, penelitian, pusat data, Syariah Center, UMKM Center, kemudian Center of Good Corporate Governance, penelitian, dan lain-lain sehingga di tempat baru nanti betul-betul akan terintegrasi menurut fungsinya masing-masing,” tambah Dekan FEB ini.
Dekan sangat berterima kasih kepada PT Pertamina yang telah mengalokasikan dana untuk pembangunan gedung baru fakultasnya. Demikian juga kepada PT Medco Energi yang turut berpartisipasi mewujudkan mimpi FEB UGM. “Rintisan pembangunan perluasan gedung ini sesungguhnya telah dimulai semenjak Prof. Ainun Na’im menjabat Dekan FEB UGM,” kata Marwan Asri.
Rektor UGM pun memberikan apresiasi tinggi kepada PT Pertamina dan PT Medco Energi. Keduanya dinilai peduli pada dunia pendidikan dengan menyisihkan sebagian besar alokasi dana untuk pembangunan gedung baru tersebut.
Dengan gedung baru yang akan dibangun, Rektor berharap mampu memfasilitasi para mahasiswa dalam belajar dan menguasai ilmu pengetahuan. Dengan demikian, para lulusan FEB UGM mampu berkontribusi bagi bangsa dan negara. “Ikhtiar keluarga FEB dengan didukung para mitra-mitra, seperti PT Pertamina dan Medco, semoga menjadikan fasilitas-fasilitas belajar di UGM,” tutur Rektor.
Bagi Arifin Panigoro, UGM bukan hanya kampus dan universitas, melainkan lebih sebagai center of excellent, bahkan sebagai pionir center of excellent di Indonesia. “Sebagai yang hadir duluan di Indonesia, wajar bila banyak unsur dari luar, mitra, alumni ikut meningkatkan derajat, meningkatkan kemampuan agar UGM betul-betul menjadi center of excellent yang disegani banyak pihak karena di Medco banyak didukung alumni dari UGM,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pertamina, M. Afdal Bahaudin, mengakui meskipun sedikit rumit bila berurusan dengan perguruan tinggi, ia merasa lega dapat merealisasikan program perluasan pembangunan FEB UGM. Padahal, pembangunan ini telah menjadi program PT Pertamina sejak tahun 2007. “Memang itulah kalau deal dengan kampus, harus sedikit complicated, mengkajinya dari seluruh angle. Ini bukan yang pertama dan mudah-mudahan menjadi back true bagi FEB serta menjadi contoh untuk yang lain,” kata M. Afdal.
PT Pertamina sebagai pihak yang mengucurkan dana 10 miliar rupiah berharap pola-pola kerja sama semacam ini dapat terus dikembangkan sebab untuk membangun bangsa harus dilakukan secara bersama-sama. Sebagai penyeimbang, PT Pertamina ke depan akan melakukan pembangunan serupa di luar Pulau Jawa. Untuk percepatan Indonesia timur, tampaknya pola-pola semacam ini sangat dibutuhkan. “Kalau di Pulau Jawa terus, kasihan, perlu kita shifting ke arah timur. Saya kasihan di timur, guru-guru dan muridnya. Kita akan terus bekerja sama dengan UGM karena bagaimanapun mereka adalah bagian dari kita juga sehingga yang di timur pun nantinya akan menikmati pembangunan dengan baik,” harap M. Afdal.
Pembangunan perluasan gedung baru Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM diperkirakan menelan biaya 19 miliar rupiah. Gedung baru bernama ‘Pertamina Tower’ ini direncanakan berdiri di atas tanah seluas 3.600 m2 dan berlantai tujuh. PT Wika sebagai pelaksana pembangunan memperkirakan segala proses pengerjaan selesai pada Agustus 2011. (Humas UGM/ Agung)