YOGYAKARTA – Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Dr. Chairil Anwar, mengaku siap mengganti kerugian yang diakibatkan oleh munculnya crop circle di Berbah, Sleman, apabila terbukti dilakukan oleh mahasiswa FMIPA UGM. Hingga saat ini, pelaku perbuatan tersebut memang masih belum diketahui. Pihaknya masih terus menelusuri satu per satu mahasiswa FMIPA yang disinyalir melakukannya. “Kita coba mencari dan menyelidiki. Kita sudah hubungi Ketua Prodi dan Ketua Himpunan Mahasiswa Matematika untuk mencari tahu dan menghubungi mahasiswa lain. Repotnya, ini lagi musim liburan (kuliah),” katanya.
Sehubungan dengan rusaknya lahan pertanian karena keberadaan crop circle tersebut, dengan tegas Chairil mengatakan akan mengganti kerugian yang dialami para petani pemilik lahan. “Jika ada yang dirugikan, kita rembug. Jika ada yang dirugikan, kita akan mengganti, terlepas mereka melakukannya izin atau tidak,” ujarnya.
Chairil menilai tindakan membuat crop circle yang dilakukan pada Minggu malam lalu bukan termasuk tindakan kriminal. Sebaliknya, hal itu merupakan bentuk hasil kreativitas yang pantas dihargai. “Saya apresiasi. Ini sebuah kegiatan yang kreatif,” katanya.
Ia menjelaskan crop circle merupakan bagian dari seni instalasi yang menggabungkan pengetahuan matematika, komputer, dan media yang digunakan di areal persawahan. “Dari sisi simetris (bentuk crop circle), larinya ke matematika, cuma medianya sawah,” ujarnya.
Terkait dengan crop circle di Sleman, dalam situs studentmagz.com dimuat pengakuan salah seorang mahasiswa MIPA di Yogyakarta, tetapi tidak menyebutkan identitas dan nama perguruan tinggi. Atas informasi ini, banyak yang mensinyalir mahasiswa tersebut dari FMIPA UGM. “Sangat susah untuk menemukan siapa yang menulis. Seharusnya ini pekerjaan Pak Tifatul Sembiring (Menkominfo) yang melacak,” kata Chairil sambil berlalu meninggalkan wartawan.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Jurusan Matematika, Prof. Dr. Widodo, mengaku telah menghubungi seluruh mahasiswa Matematika yang tengah menjalani liburan, baik yang tinggal di dalam maupun di luar DIY. Mereka dihubungi per telepon dan sms. Namun, hingga saat ini tidak ada satu pun yang mengaku melakukannya. “Semua dihubungi lewat telepon dan sms. Kebanyakan mereka berada di luar DIY. Jawabannya macam-macam. Seandainya itu pun dilakukan anak (mahasiswa) Matematika, belum tentu akan mengaku, soalnya kepolisian mengatakan akan memperkarakan,” katanya.
Beberapa sumber di media juga menyebutkan pelaku adalah mahasiswa Matematika angkatan 2008. Menanggapi berita itu, Widodo mengatakan dirinya sudah menghubungi sekitar 60-an mahasiswa untuk memastikannya. Namun, hasilnya masih nihil. “Kita juga belum tahu, apa betul anak Matematika, tapi kewajiban kita mendampingi mahasiswa,” tambahnya.
Saat ditanya apakah crop circle memang dapat dibuat dengan ilmu matematika, dengan tegas pakar matematika ini menjawab kemungkinannya sangat besar. Menurutnya, crop circle dapat dibuat dengan menggunakan bentuk matematika geometri fraktal. “Untuk membuat bentuk crop circle yang diinginkan, dapat dibuat lewat matematika geometri,” jelasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)