Telekomunikasi menjadi kunci penting di era saat ini. Besarnya kebutuhan akan telepon selular membuat layanan operator berlomba-lomba menawarkan layanan dengan jangkauan sinyal luas dengan berbagai macam feature tambahan.
Untuk memperluas jangkauan sinyal tersebut, maka perlu dibangun tower telekomunikasi atau Base Tranceiver Station (BTS). Sinyal kuat tentu sangat diharapkan saat membangun BTS ini. Oleh karena itu, lokasi yang tepat menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan.
Demikian latar belakang Tim Meridian Universitas Gadjah Mada saat mengikuti Lomba GIS Innovation Challenge (GISIC) di ITB belum lama ini. Melalui karya Aplikasi SIG untuk penentuan lokasi Base Transceiver Station Secara Terotomatisasi, Tim Meridian UGM dinyatakan sebagai pemenang kedua di lomba itu.
Sementara, Tim Top Up, Universitas Indonesia dengan karya “Informasi Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat†dinyatakan sebagai pemenang I dan Tim Geo Plan, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya (ITS) sebagai juara III dengan karya bertema â€Aplikasi MapView SVG Untuk Pembuatan Sistem Infomasi Pariwisata Berbasis Webâ€.
Kejuaraan GISIC ini diikuti 23 tim, terdiri dari mahasiswa PTN dan PTS di Pulau Jawa. Satu tim peserta terdiri dari 3-5 orang
Heri Sutanta, ST., M.Sc, selaku pendamping mengatakan aplikasi yang dibuat Tim Meridian adalah bagaimana menentukan lokasi BTS pada posisi yang tepat, dengan menggunakan analisis Sistem Informasi Geografis yang diintegrasikan dengan perhitungan propagasi gelombang ( perambatan gelombang ). Sampel daerah yang diambil adalah kabupaten Gunung Kidul.
â€Dengan bahasa pemrograman yang dikombinasikan dengan software SIG, maka dapat dibuat suatu aplikasi yang terotomatisasi sehingga lebih memudahkan pengguna dalam menjalankannya, tanpa perlu penguasaan mendalam mengenai teori-teori yang terkait. Hal ini sangat membantu mempercepat proses penyelesaian masalah penentuan lokasi BTS yang akan didirikan,†ujar Heri menjelaskan.
Meski menjadi juara II, kata Heri, aplikasi yang dibuat ini masih jauh dari sempurna. Kenyataan untuk penentuan lokasi BTS tidak hanya berdasarkan spasial daerah yang bersangkutan dan propagasinya saja.
â€Banyak parameter-parameter lain yang berpengaruh namun tidak disinggung dalam aplikasi ini,†tambahnya.
Namun begitu karya ini tetap memberi manfaat. Yaitu untuk mendirikan BTS pada lokasi yang tepat guna memperluas jangkauan sinyal, terutama di daerah-daerah yang belum tercakup sinyal secara cepat dan mudah.
â€Kedepan tentu saja saya berharap terus memperbaiki program ini, sehingga dapat dipakai dalam bidang telekomunikasi. Untuk itu, saya berharap perlu kerjasama dengan pihak operator telepon selular dan vendor software SIG,†jelas Heri.
Tim Meridian UGM terdiri dari Sofyan Khairul Anwar (T.Geodesi 05), Adnan Buyung M (T.Geodesi 05), Adhi Wirawan (T.Geodesi 05), Aulia Fajrin (D3 T.Elektro 04) dan Teguh Puji W (D3 Komputer dan system informasi 06). Sebagai pemenang dua selain trophy, piagam penghargaan dan bingkisan dari PT. Prevalent, maka kelima mahasiswa berhak atas uang pembinaan sebesar Rp. 3.000.000. Ini merupakan awal yang baik, karena baru pertama kali Lomba GIS Innovation Challenge (GISIC) tingkat mahasiswa diselenggarakan di Indonesia dengan skala nasional. â€Saya berharap pihak panitia akan menjadikan event ini menjadi agenda tahunan,†ungkap Heri berharap. (Humas UGM).