Sebagai wujud nyata tanggung jawab UGM dalam memberikan solusi konkret terhadap bahaya sekunder letusan Gunungapi Merapi, Fakultas Geografi UGM dan Pusat Studi Bencana (PSBA) menjalin kerja sama internasional dengan University of Paris 1 dan CNRS (National Center of Scientific Research) Perancis melalui program joint research bertema Mitigate and Assess Risk from Volcanic Impact on Terrain and Human Activities (MIA VITA). Program yang mendapat dana dari Uni-Eropa ini melakukan penelitian yang berfokus pada analisis dampak erupsi Merapi terhadap kerusakan lahan, infrastruktur, jalur evakuasi, potensi risiko yang ditimbulkan oleh aliran lahar, dan masalah sosial ekonomi.
Sebagai realisasi kerja sama pendidikan dan riset, Prof. Dr. Franck Lavigne, Professor Geomorfologi dari Univ. Paris 1 yang sejak tahun 1992 aktif melakukan penelitian tentang Merapi, mengingatkan potensi aliran lahar sangat besar di lereng selatan dan barat Merapi. Selaku koordinator program, ia sering mengadakan rapat kerja dengan tim di Fakultas Geografi dan Pusat Studi Bencana. Upaya ini dilakukan guna mengantisipasi bahaya sekunder pascaerupsi Merapi yang semestinya menjadi perhatian pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat.
Sebagai tindak lanjut dari program delegasi Paris 1, Dekan Fakultas Geografi UGM dan Kepala PSBA bertemu dengan Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., pada hari Jumat (28/1). Pertemuan yang berlangsung di ruang Rektor ini bertujuan untuk melaporkan berbagai rencana kegiatan dan kerja sama riset UGM dengan Perancis dan Uni-Eropa.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., menyambut baik kerja sama ini. Dikatakannya bahwa fenomena Merapi pascaerupsi perlu mendapat kajian secara mendalam karena masih tersisa berbagai fenomena yang belum diketahui. “Sebagai universitas besar dengan posisi geografis dekat dengan Gunungapi Merapi, UGM memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi leader dalam mewujudkan kehidupan yang harmoni dan makmur dengan Merapi. Hanya dengan memahami karakter dan perilakunya, kita bisa melakukan itu,” tuturnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Geografi, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., mengatakan bila kerja sama ini dimaksudkan untuk mengakselerasi dan mengintegrasikan pendidikan, baik pada level S-1, S-2, maupun S-3. Berbagai kegiatan pendidikan ini berada di bawah payung riset besar tentang GeoRisk, yang mengakomodasikan kegiatan riset, baik untuk dosen maupun mahasiswa.
Hal senada disampaikan oleh Kepala PSBA, Prof. Dr. Rer. Nat. Junun Sartohadi, M.Sc. Dikatakannya bahwa kegiatan pendidikan dan joint-research ini tidak boleh terpisah dengan kegiatan pengabdian masyarakat. Sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat di wilayah Merapi, UGM melepas 80 mahasiswa Fakultas Geografi dan beberapa mahasiswa dari Univ. Paris 1 untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Peduli Bencana di Kecamatan Cangkringan dan Pakem pada akhir Februari 2011. Selain itu, berbagai payung riset yang dikembangkan telah berhasil mengakomodasi 4 mahasiswa S-3, baik dari Paris 1 maupun Fakultas Geografi UGM, sejumlah mahasiswa program master double degree Geoinformation Science for Spatial Planning and Risk Management dan Magister Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai, sebagai dua program double degree unggulan di Fakultas Geografi.
Sebanyak 40 mahasiswa Perancis, baik S-1, S-2, maupun S-3, telah mengunjungi Fakultas Geografi dan PSBA selama kerja sama berlangsung, baik untuk magang, kerja lapangan, maupun penelitian dalam bidang kebencanaan. Kerja sama penelitian ini telah menghasilkan 10 joint-publication dan telah diterbitkan dalam berbagai peer-review jurnal. “Di samping itu, salah satu riset unggulan hasil kerja sama antara UGM dan Universitas Paris 1 terkait penelitian tsunami di Aceh, berupa ’Tsunarisque Indonésie’ yang bisa diakses secara on-line melalui http://www.tsunarisque.cnrs.fr/in_index.htm,” terang Junun. (Humas UGM/ Agung)