• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Degradasi Hutan di Rembang Disebabkan Eksploitasi Kolonial

Degradasi Hutan di Rembang Disebabkan Eksploitasi Kolonial

  • 21 November 2007, 15:30 WIB
  • Oleh: Humas UGM
  • 4901

Demikian catatan penting dari desertasi Drs Warto MHum berjudul “Eksploitasi Kolonial dan Perubahan Masyarakat Desa Hutan di Karesidenan Rembang 1865 – 1940”, bahwa degradasi hutan di Karesidenan Rembang lebih disebabkan oleh eksploitasi kolonial. Terjadinya perubahan manajemen hutan yang memberi peluang masuknya modal besar dalam usaha eksploitasi hutan, telah mendorong terhadap kerusakan hutan.

Menurut Dosen UNS Jurusan Sejarah ini, kekuatan eksternal menjadi pelaku utama terjadinya degradasi hutan di Karesidenan Rembang. “Oleh karenanya, adanya anggapan bahwa penduduk adalah pelaku utama terjadinya kerusakan hutan (blaming the victim) harus diluruskan. Fenomena pencurian hutan dapat dianggap sebagai bentuk “pembanditan sosial” dan sekaligus “perbanditan kapital” yang secara bersama-sama melakukan kerusakan hutan,” ujar Warto, Rabu (21/11) di Sekolah Pascasarjana UGM.

Dikatakannya, politik ekstraksi yang eksploitatif dalam pengelolaan sumberdaya hutan menjadi ancaman langsung terhadap kelestarian hutan. Kebijakan kehutanan yang hanya berorientasi pada kepentingan ekonomi jangka pendek dan kurang memperhatikan aspek-aspek ekologis dan sosio-kultural menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan hutan di masa-masa mendatang.

Pelajaran penting lain yang dapat ditarik dari pengalaman sejarah pengelolaan hutan di Karesidenan Rembang periode 1865-1940, bahwa kebijakan kehutanan yang kurang memihak kepentingan masyarakat lokal menimbulkan resistensi dan kontra-produktif. Menurut Warto, usaha memisahkan penduduk dari lingkungan hutan dan menghapuskan hak-hak tradisi mereka, telah melahirkan ketegangan dan konflik permanent, serta menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan hutan.

“Terjadinya pelanggaran hutan, pencurian kayu oleh penduduk, berakar pada persoalan ekonomi (kemiskinan) dan nilai-nilai tradisi tentang kepemilikan bersama atas sumberdaya hutan. Pelanggaran dan pencurian hutan terus terjadi ketika masalah tenurial lahan hutan tidak diselesaikan secara adil dan penduduk kehilangan hak-hak tradisinya,” tambah Warto yang dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude sekaligus meraih gelar Doktor Bidang Ilmu Sejarah UGM.

Selain mengungkap perubahan sosial ekonomi dan ekologi desa hutan yang terjadi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 sebagai akibat adanya eksploitasi kolonial, desertasinya bertujuan pula mengungkap terjadinya perubahan ekses, kontrol dan hilangnya hak-hak tradisi penduduk local atas sumberdaya hutan serta memahami bentuk-bentuk respons (adaptasi) dan reaksi penduduk desa hutan dalam menghadapi tekanan structural. (Humas UGM)

Berita Terkait

  • Maraknya Kasus Illegal Logging, Akibat Tidak Adanya Manajemen Kawasan Hutan yang Baik

    Thursday,15 November 2007 - 16:34
  • 48,8 Juta Penduduk Masih Tinggal di Sekitar Area Hutan

    Friday,10 June 2011 - 15:22
  • Pengukuhan Prof San Afri Awang: Laju Deforestasi 1,6 juta ha pertahun

    Tuesday,17 June 2008 - 13:52
  • Degradasi Lahan di Hulu DAS Tondano Makin Mengkhawatirkan

    Thursday,10 November 2016 - 14:04
  • R.M. Sukarna: Info Kondisi Faktual Hutan Dukung Pengelolaan Hutan Rawa

    Tuesday,13 October 2009 - 11:31

Rilis Berita

  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika
  • PUSTRAL UGM Gelar Webinar Penerapan Digital Supply Network di Indonesia 24 March 2023
    Dalam perkembangannya, Supply chain management mulai berevolusi, dari segme
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual