Program Magister Manajemen (MM) UGM menjadi tempat ke-61 perluasan Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan perluasan Pojok BEI ini diharapkan semakin mendekatkan dunia pasar modal dengan dunia akademis secara lebih dini. “Ini merupakan peresmian Pojok BEI yang ke-3 di tahun ini,” ujar Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Friderica Widyasari Dewi, Kamis (10/2), saat meresmikan Pojok BEI MM UGM.
Menurut Friderica, Pojok BEI sesungguhnya sudah dimulai pada awal tahun 2000. Pada 2004, Pojok BEI mengalami perkembangan dengan munculnya konsep tree in one. Dengan hadirnya Pojok BEI, para mahasiswa dan akademisi tentu tidak hanya mempelajari secara teori. Mereka diharapkan dapat melakukan praktik secara nyata. “Teori-teori di kelas yang dilengkapi dengan pelatihan menjadikan mereka tentu paham secara persis berbagai proses transaksi yang ada,” kata Friderica.
Friderica mengakui evaluasi terhadap Pojok BEI tidak selalu memuaskan. Beberapa Pojok BEI menunjukkan hasil sangat bagus, sedang, dan tidak bagus. “Beberapa Pojok BEI di Bandung hasilnya malah melebihi satu cabang sekuritas. Namun, kita mengingatkan Pojok BEI bukan berorientasi pada besarnya transaksi. Ia lebih sebagai sarana untuk mengedukasi mahasiswa dan kalangan akademisi kampus,” tambahnya.
Direktur Program Magister Manajemen UGM, Prof. Dr. Lincolin Arsyad, menerangkan Pojok BEI konsep tree in one merupakan Bursa Efek Indonesia yang dikelola oleh tiga lembaga, yakni perguruan tinggi, BEI, dan PT Danareksabisa. Dengan konsep ini, Pojok BEI MM UGM diharapkan mampu menyiapkan calon investor potensial dan tenaga profesional di pasar modal di masa depan. “Sepertinya, jika kampus tidak memiliki Pojok BEI terkesan seolah tidak memiliki nilai tambah. Pojok BEI MM ini merupakan yang kedua bagi FEB UGM. Program ini adalah investasi jangka panjang. Selain itu, program ini tidak mencari nilai transaksi karena lima orang berkumpul dengan masing-masing sharing nominal 1 juta rupiah sudah bisa bermain di pasar modal,” tutur Lincolin.
Sementara itu, Satrio Hadi Waskito dari Danareksa Sekuritas menjelaskan untuk mengembangkan pasar modal sangat dibutuhkan tingkat partisipasi. Dengan tingginya tingkat partisipasi, pasar modal akan semakin efisien. “Karenanya untuk saat ini masih dibutuhkan banyak tenaga profesional di industri pasar modal. Dengan Pojok BEI diharapkan kita akan mendapatkan SDM yang mumpuni,” ujar Satrio Hadi. (Humas UGM/ Agung)