YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada memberikan alokasi dana riset bagi 86 pustakawan di lingkungan UGM melalui hibah penelitian yang bersifat kompetitif. Dalam rangka mendorong minat pustakawan dalam bidang penelitian dan memperbanyak hasil riset di bidang perpustakaan, pemberian dana hibah penelitian bagi kalangan pustakawan untuk pertama kalinya dilakukan di UGM. Selama ini, hibah penelitian lebih banyak dimanfaatkan kalangan tenaga pendidik. “Hibah penelitian ini untuk pertama kali diberikan untuk kalangan pustakawan,” kata Kepala Perpustakaan UGM, Drs. Ida Fajar Priyanto, M.A., usai membuka Workshop “Sukses Melakukan Penelitian Informasi dan Perpustakaan” di Perpustakaan UGM Unit 2, Jumat (11/2). Hadir sebagai pembicara, Dr. Rer. Nat. Ria Amunanto, S.Si., M.Si. (LPPM UGM), Treesia (I-Group Singapura), dan Putu Laxman Pendit (RMIT University, Australia).
Ida Fajar mengatakan Perpustakaan UGM tahun ini akan mendapatkan dana hibah penelitian bidang informasi dan perpustakaan dari LPPM UGM. Menurutnya, pemberian dana hibah penelitian tersebut merupakan salah satu langkah Perpustakaan UGM untuk meningkatkan kemampuan pustakawan dalam penelitian bidang informasi dan perpustakaan guna mendukung visi-misi UGM sebagai research university dan meningkatkan visibilitas Perpustakaan UGM, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Workshop ini kami selenggarakan secara bertahap guna mendapatkan pustakawan yang berkemampuan meneliti,” ujarnya.
Dr. Rer. Nat. Ria Amunanto, S.Si., M.Si. mengatakan hibah penelitian bagi pustakawan ini merupakan salah bentuk hibah jabatan fungsional khusus. Menurutnya, hibah penelitian ini akan membangun kepercayaan diri bagi para pejabat fungsional UGM untuk terus berkarya melalui kegiatan penelitian. “Penelitian yang sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuninya tentunya akan memberikan kemajuan UGM di bidang penelitian,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ria juga menyampaikan berbagai tips dan trik memenangkan hibah penelitian. Ia menyebutkan setiap proposal penelitian pustakawan yang disetujui LPPM akan mendapat dana sebesar Rp7.500.000,00.
Putu Laxman Pendit, Ph.D., peneliti dari RMIT University, Melbourne, Australia, mengkritisi pengabaian teknologi yang masih kerap terjadi di sebagian besar perpustakaan di Indonesia. Penerapan teknologi di perpustakaan semata-mata teknis prosedural. Pemerintah juga mengabaikan penerapan teknologi perpustakaan dengan tidak menyediakan dana pengadaan yang menyebabkan ketidakberdayaan pustakawan dalam menentukan pilihan-pilihan teknologi. “Akibatnya, profesionalisme pustakawan direduksi menjadi kegiatan teknis menerima, menyimpan, dan menjaga buku,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)