• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar Namibia Bicara Perberasan di UGM

Pakar Namibia Bicara Perberasan di UGM

  • 14 Februari 2011, 13:45 WIB
  • Oleh: Satria
  • 5312
Pakar Namibia Bicara Perberasan di UGM

YOGYAKARTA-Namibia hingga saat ini terus berupaya untuk mengembangkan beberapa varietas padi karena negara ini masih mengimpor beras dari negara lain, seperti Afrika Selatan. Akibat keterbatasan stok dan produksi beras tersebut, masyarakat Namibia dalam mengonsumsi beras masih terbatas dan terkadang hanya pada even-even tertentu. "Sering kali masyarakat Namibia itu terbatas dalam mengonsumsi beras dan hanya untuk even-even tertentu, seperti Natal dan sebagainya. Sejauh ini, mereka banyak mengonsumsi umbi-umbian atau jagung,” ujar Prof. Luke Kanyomeka dari University of Namibia dalam diskusi di Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM, Senin (14/2).

Keterbatasan stok dan produksi beras mengakibatkan harga beras di Namibia juga relatif mahal. Dengan kondisi itu, Luke dan beberapa peneliti lain dari University of Namibia saat ini tengah mengembangkan beberapa varietas padi, seperti IR 30, WITA 1, dan WITA 2. Diakui Luke, konsep pengembangan tanaman padi di Indonesia hampir sama dengan Namibia, misalnya dalam penggunaan teknologi. “Teknologi moderat yang digunakan di Indonesia relatif cocok dengan Namibia. Lain misalnya ketika mengadopsi teknologi dari Jepang yang terlalu tinggi,” imbuh Luke.

Di samping tidak banyak petani Namibia yang belum mengupayakan teknologi perberasan, teknologi irigasi juga belum banyak dipahami oleh mereka. Luke menyebutkan karena hampir semua kebutuhan bahan pokok di Namibia berasal dari impor, dua fokus kegiatan yang dilakukan selain meningkatkan produksi beras, juga mengupayakan cara memperpendek jalur perdagangan yang selama ini harus melalui Afrika Selatan. “Yang juga membuat harga beras mahal karena jalur perdagangannya yang relatif panjang karena harus lewat Afrika Selatan dulu,” terangnya.

Sementara itu, Kepala PSPD UGM, Prof. Dr. Ir. Masyhuri, Ph.D., didampingi oleh Sekretaris PSPD, Drs. Riza Noer Arfani, M.A., dalam kesempatan itu mengatakan meskipun berpenduduk sekitar 2 juta orang, Namibia masih banyak belajar tentang konsep dan teknologi pengembangan pertanian, termasuk di Indonesia.

Indonesia dan Namibia, menurut Masyhuri, sebenarnya memiliki persamaan, yakni masih tetap mengimpor beras. Hanya saja, Indonesia masih sebagai salah satu negara produsen terbesar, sekaligus pengekspor beras. Khusus hubungan dengan Namibia, terdapat network antara PSPD dengan Fakultas Ekonomi dan Hukum University of Namibia terkait dengan WTO Chairs Programme (WCP). “Kebetulan kita ada kerja sama terkait WCP ini dengan University of Namibia,” kata Masyhuri. (Humas UGM/Satria AN)

Berita Terkait

  • UGM dan Universitas Namibia Kerja Sama Bidang Pertanian

    Wednesday,07 April 2010 - 17:00
  • UGM Dilibatkan dalam Proyek Nasional Budidaya Padi di Namibia

    Friday,09 April 2010 - 11:49
  • Namibia Tertarik Kembangkan Padi SRI

    Wednesday,20 June 2012 - 10:27
  • UGM Dukung Pengembangan Pertanian Namibia

    Tuesday,05 July 2022 - 10:20
  • Pemerintah Diminta Benahi Kebijakan Perberasan Nasional

    Monday,24 September 2018 - 16:00

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual