YOGYAKARTA- Universitas Gadjah Mada (UGM) kian mempererat kerjasama dengan pemerintah Austria. Hal ini ditandai dengan kedatangan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Austria, Dr Beatrix Karl dan Duta Besar Austria Dr Klaus Woelfer di UGM, Jumat (18/2). UGM merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang dikunjungi Beatrix di Indonesia. Sebelum berkunjung ke UGM, Beatrix telah menandatangani MoU kerjasama pendidikan tinggi dengan Mendiknas di Kemdiknas Jakarta.
Menurut penuturan Sugiharto Soeleman, Konsul Kehormatan Austria di Yogyakarta, selain mengunjungi UGM Dr Beatrix juga akan meresmikan Kantor Konsulat Austria di Yogyakarta. Kantor Konsulat Austria di Yogyakarta ini merupakan kantor konsulat yang ketiga, setelah sebelumnya dibuka di Bandung dan Surabaya.
“ Ini adalah kantor konsulat yang ketiga setelah dibuka di Bandung dan Surabaya,†papar Sugiharto.
Sugiharto menambahkan fokus kerjasama Indonesia dengan Austria melalui Yogyakarta ini nantinya akan ditekankan di bidang seni budaya, pendidikan serta perdagangan. Peresmian Kantor Konsulat tersebut akan dilakukan di kompleks Kepatihan nanti malam. Sedangkan untuk lokasi Kantor Konsulat Austria di Yogyakarta mengambil tempat di Jogja Gallery.
“ Kebetulan Sri Sultan sangat terbuka dengan pembukaan Kantor Konsulat ini. Apalagi sebelumnya juga telah ada kerjasama syster city Tyrol dengan Yogyakarta,†katanya.
Ia memaparkan hubungan diplomatik antara Austria dengan Indonesia secara resmi dibuka tahun 1954 dan Indonesia membuka misi diplomatiknya di Wina tahun 1957. Tahun 1961, Duta Besar Austria pertama untuk Indonesia mulai berkantor di Jakarta. Selama ini, papar Sugiharto, Indonesia adalah salah satu mitra dagang terbesar Austria di Asia Tenggara. Perdagangan di antara kedua negara meliputi tenaga listrik, permesinan, dan teknologi ramah lingkungan.
“ Tahun 2009 saja lebih dari 5000 turis Austria berkunjung ke Indonesia,†jelas Sugiharto.
Ketua Alumni Austria UGM, Prof Dr Harno Dwi Pranowo, M.S., menjelaskan dari sekitar 45 doktor lulusan Austria di Indonesia, 20 orang lulusannya berasal dari UGM. Dari jumlah tersebut 8 diantaranya sudah menyandang gelar guru besar. Para doktor ini berasal dari beberapa perguruan tinggi di Austria seperti Innsbruck, Graz, dan Vienna University.
“ Khusus di bidang pendidikan tinggi kerjasama tersebut dinaungi dalam Asia-Uninet. Setiap tahun Austria juga banyak menawarkan beasiswa baik bagi mahasiswa maupun dosen kedua Negara,†papar Harno.
Beberapa alumni perguruan tinggi asal Austria di UGM tersebut antara lain, Dr.Khabib Mustofa, S.Si, M.Kom (Kepala PPTIK), Prof.Dr.Junun Sartohadi (Kepala Pusat Studi Bencana), Prof.Dr.Tech.Ir Danang Parikesit, M.Sc (Ketua LPPM) serta Prof .Dr.Agus Sartono (Deputi Menkokesra).
Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Dr Rachmat Sriwijaya menambahkan dikunjunginya UGM sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia oleh Dr Beatrix menandakan adanya kepercayaan Austria kepada UGM. Dengan kepercayaan ini maka ia berharap akan diikuti dengan pengembangan bentuk kerjasama secara lebih produktif.
“ Kepercayaan ini sebagai modal agar hubungan lebih bisa produktif dan meningkat termasuk mengenai riset,†ujar Rachmat.
Dalam kunjungannya di UGM, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Austria, Dr Beatrix Karl menyempatkan bertemu dan berdialog dengan Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D, pimpinan universitas beserta para alumni Austria di Balai Senat UGM (Humas UGM/Satria AN)