YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mewisuda 1.737 lulusan sarjana, Rabu (23/2). Wisuda kali ini merupakan gabungan dari peserta wisuda periode November 2010 dan Februari 2011. Sebelumnya, wisuda periode I, November 2010, ditiadakan akibat bencana erupsi Merapi yang melanda Yogyakarta.
Untuk wisuda kali ini, lulusan termuda diraih oleh Andesita Oki Kusumastuti dari Fakultas Teknik, yang berhasil menjadi sarjana pada usia 20 tahun 4 bulan 7 hari. Sementara itu, indeks prestasi kumulatif tertinggi diraih oleh Rizky Wulandari dari Fakultas Hukum yang lulus dengan nilai 4.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dalam pidato sambutannya mengatakan ijazah yang diperoleh para lulusan merupakan bukti sukses, tidak hanya atas proses pembelajaran yang dijalani di UGM, tetapi juga pada jenjang-jenjang sebelumnya, baik di tingkat sekolah dasar maupun menengah. “Untuk itulah, sebagai simbol terima kasih dan penghormatan, UGM mengundang korps guru yang diwakili oleh kepala sekolah SD, SLTP, dan SMA untuk hadir pada wisuda kali ini,” katanya.
Sudjarwadi pun menyebutkan satu per satu kepala sekolah di Yogyakarta yang diundang dan berkesempatan hadir. Mereka adalah Kepala Sekolah SD Deresan 1 Sleman, SD Pujokusuman 1 Yogyakarta, SD Panjatan Kulon Progo, SMP Negeri 2 Berbah Sleman, SMP Negeri 2 Kasihan Bantul, SMP Negeri 1 Kalibawang Kulonprogo, MAN 1 Yogyakarta, SMAN 1 Jetis Bantul, SMA PIRI 1 Yogyakarta, dan SMA BOPKRI 3 Yogyakarta.
Dituturkan Sudjarwadi, di setiap jenjang pendidikan, salah satu pendukung penting dalam keberhasilan proses pembelajaran adalah kurikulum. Di UGM, para lulusan selain mendapat ilmu dan keterampilan, juga sikap mental dan nilai-nilai kegadjahmadaan. “Tidak sedikit lulusan kampus kita tercinta ini yang telah mendedikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilannya untuk kemanfaatan, keadabaan, danm kebahagiaan. Namun demikian, dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia dengan penduduk 230 juta jiwa. Kita masih membutuhkan warga masyarakat yang berdedikasi untuk bangsa dalam jumlah yang lebih besar,” tambahnya.
Kepada wisudawan, Sudjarwadi berpesan untuk terus-menerus belajar dengan keyakinan karena pada saatnya akan tampil menjadi pemimpin yang berilmu dan mampu membawa nilai-nilai UGM di lingkungan kehidupan profesional serta berjasa besar bagi bangsa dan negara. “Indonesia saat ini mengharapkan Saudara karena negara kita memiliki kekayaan yang berlimpah. Dalam perdagangan dunia, nilai tambah kekayaan sumber daya alam kita diambil oleh negara lain. Contohnya, bila kita panen kayu, harus tunggu 15 tahun hasilnya lalu orang yang memperdagangkan mendapat nilai tambah 5 – 6 kali lipat dalam waktu 5-6 bulan saja,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sudjarwadi juga memberikan apresiasi kepada wisudawan yang sebelumnya menjadi relawan untuk membantu para korban erupsi Merapi. Bagi Sudjarwadi, menjadi relawan merupakan bagian dari tugas seorang mahasiswa untuk mendarmabaktikan waktunya demi kepentingan masyarakat luas dan membangun jejaring dengan dunia internasional.
Wakil wisudawan, Irin Hidayat dari Fakultas Ilmu Budaya, menuturkan sebagai lulusan UGM dirinya bangga karena tidak semua orang memperoleh kesempatan berkuliah di universitas tertua dan terbesar di Indonesia ini. Namun demikian, kebanggaan tersebut harus diwujudkan dengan mendedikasikan ilmu yang didapat untuk ikut mencerdaskan bangsa. “Semangat untuk mengamalkan ilmu harus kita miliki agar ilmu yang kita dapatkan lebih bermanfaat,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)