YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) tetap membuka program pendidikan diploma melalui program vokasional. Program ini bertujuan untuk mencetak para lulusan profesional yang siap terjun langsung di dunia kerja. Kemampuan dan ketersediaan lulusan program diploma dalam jumlah besar sangat diperlukan, khususnya untuk pembangunan Indonesia.
Lulusan program diploma secara langsung ikut menentukan kemajuan dan kesuksesan hampir seluruh sektor riil atau kenaikan pertumbuhan ekonomi sebuah negara. “Sehingga makin maju sebuah negara, makin membutuhkan lulusan program diploma yang berkualitas,†kata Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRSP3M), Prof. Dr. Retno. S. Sudibyo, M.Sc., Apt., dalam upacara Wisuda Program Diploma UGM, Kamis (24/2).
Retno menambahkan lulusan Program Diploma UGM dipersiapkan sebagai ujung tombak angkatan kerja yang mendukung kinerja dan keberhasilan seluruh sektor riil dari suatu negara, baik sektor jasa maupun produk. Beberapa sektor yang dimaksud, antara lain, adalah sektor-sektor keuangan, kesehatan, pangan dan obat-obatan, infrastruktur, otomotif atau transportasi, agroindustri, pariwisata, serta perusahaan-perusahaan lain. “Inilah yang membedakan antara program vokasional dengan program akademik di jenjang S-1, S-2, atau S-3. Sejak tahun 2008, Universitas Gadjah Mada memberikan tempat yang sama dan sejajar pada program vokasional dan program akademik, dengan memisahkan program diploma dari fakultas agar lebih mandiri dan profesional sebagai Sekolah Vokasi yang setara dengan politeknik dibawah Universitas Gadjah Mada,†katanya.
Upaya UGM dalam memperkuat mutu program diploma diikuti oleh Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, yang juga meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan diploma. Beberapa program studi baru dalam program diploma yang jenisnya ditentukan atas permintaan beberapa kementerian, antara lain, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Perdagangan.
Berdasarkan fakta tersebut, UGM kian meningkatkan kemandirian dan penjaminan mutu pendidikan program diploma melalui penyediaan kampus terpisah, SDM mandiri, sarana prasarana praktik, baik secara mandiri maupun kerja sama dengan mitra, dan peningkatan mutu pendidikan melalui penyempurnaan kurikulum yang lebih profesional, baik secara nasional maupun internasional.
Luluskan 731 Ahli Madya
Dalam wisuda periode I dan II tahun akademik 2010/2011 ini, UGM kembali mewisuda 731 lulusan ahli madya. Dengan demikian,sejak berdirinya Program Diploma UGM pada tahun 1983, telah diluluskan 31.330 orang. Lama studi rata-rata untuk kedua periode kali ini adalah 2 tahun 10 bulan, dengan waktu studi tersingkat diraih Esa Linda Tamajati dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yang lulus dalam waktu 2 tahun 4 bulan. Lulusan termuda diraih Dewi Wulandari dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang menyelesaikan studi dalam usia 19 tahun 3 bulan 21 hari. Indeks prestrasi kumulatif tertinggi diraih oleh Yunita Ayu Luthifah dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang lulus dengan nilai 3,94. Jumlah wisudawan Diploma yang berpredikat cumlaude dalam wisuda periode ini adalah 145 orang atau 24,95 % dari semua lulusan.
Wakil wisudawan dari Prodi Diploma Elektronika dan Instrumentasi, FMIPA UGM, Dyah Aruning Tyas, menuturkan dirinya merupakan orang yang takut terhadap listrik. Namun, setelah menempuh pendidikan diploma di UGM, justru ia hobi dengan listrik. â€Tentu ini semua tidak lepas dari keinginan untuk berani berubah dan ketekunan dalam menuntut ilmu,†katanya.
Tyas mengatakan usai lulus dari UGM, dirinya akan segera melamar pelerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang ia miliki. â€Sebagai lulusan diploma, kita tidak hanya dibekali dengan ilmu. Namun, juga keterampilan sesuai dengan bidang masing-masing agar siap memasuki kerja. Jadi, kita pantas bangga menjadi lulusan Program Diploma Universitas Gadjah Mada,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)