Setelah sukses menggelar acara youth interfaith gathering bertajuk “youth, religion and disasterâ€, dengan peserta mahasiswa-mahasiswi perwakilan dari organisasi keagamaan masing-masing kampus pada tanggal 12 Februari 2011 lalu, sebagai acara pamungkas dari kegiatan Wolrd Interfaith Harmony week (WIHW)CRCS menggelar konser musik bertajuk “Concert for Harmonyâ€. Konser yang berlangsung Di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri, Sabtu (26/2) bertujuan untuk memasyarakatkan pesan-pesan perdamaian dan semangat dialog antar umat beragama yang terkandung dalam WIHW. Panitia sengaja menampilkan mahasiswa-mahasiswi dengan latar belakang keagamaan yang berbeda-beda, dengan harapan meningkatkan kerjasama antar agama berbasis interfaith dikalangan anak muda, khususnya mahasiswa.
Disamping Adhitia Sofyan, musisi muda dari Jakarta yang sedang naik daun, turut memeriahkan pagelaran ini beberapa musisi Yogyakarta seperti Rizky Summer Bee and the Honey Thief, The cadenza, Sastromoeni, Blacklist Hip Hop, dan Diyn. Bertindak sebagai Host, Blangkon dan Hahan yang tentunya mengocok perut seluruh penonton yang hadir di gedung.
“Kami berharap pesan-pesan harmoni dan semangat perdamaian acara ini tidak hanya sampai pada penonton, namun juga pada para musisi pengisi acara sehingga di masa datang karya-karya yang tercipta diwarnai oleh semangat kegiatan ini,” ujar Direktur CRCS UGM, Dr. Zainal Abidin Bagir, Sabtu (26/2) di Kampus UGM.
Dikatakan Zainal Abidin agama sesungguhnya hadir untuk membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi kehidupan umat manusia dan lingkungan. Sayang dalam perkembangannya tidak jarang justru menjadi sumber konflik dan permusuhan, sehingga dalam berkehidupan keagamaan seringkali diwarnai oleh kecurigaan dan aksi-aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Berbagai upaya dialog pun telah dilakukan untuk menghapuskan kecurigaan-kecurigaan dan meningkatkan toleransi antar pemeluk agama. Bahkan pada akhir tahun 2010, setelah serangkaian pertemuan antar pemimpin-pemimpin agama di dunia, PBB menetapkan setiap minggu pertama Februari sebagai minggu harmonis antar pemeluk agama sedunia atau Wolrd Interfaith Harmony week (WIHW).
Penetapan ini, kata Zainal, merupakan usulan raja Jordan, King Abdullah. Dimana saat melakukan pidato di depan sidang umum PBB 2010, ia menekankan bahwa manusia terikat satu sama lain, bukan hanya karena kepentingan bersama tetapi juga karena sama-sama terikat oleh perintah Tuhan untuk mencintai Tuhan dan tetangganya. Untuk itu Raja Jordan King Abdullah mengusulkan agar ada seminggu khusus dimana semua orang di tempat ibadahnya masing-masing dapat mengekspresikan ajaran agamanya mengenai toleransi, perdamaian dan menghormati orang lain. “Resolusi ini diterima dengan baik oleh Majelis Umum PBB, dan dicetuskanlah World Interfaith Harmony Week yang bertujuan untuk meningkatkan kesalingpengertian, dan perdamaian antar pemeluk agama di dunia,” papar Zainal. (Humas UGM/ Agung)