Sedikitnya 100 pakar dari Indonesia dan Malaysia ikut dalam pertemuan ‘Indonesia-Malaysia Update 2008’ di Kampus UGM. Terdiri atas 41 pakar dari Universitas Malaya, Malaysia dan sisanya berasal dari UGM, UI, Unan, Unhas, Unpaj.
Pertemuan para ilmuwan, peneliti maupun pengamat isu-isu strategis selama tiga hari, 27-29 Mei 2008 di kampus UGM membahas berbagai isu-su yang berkaitan dengan dinamika hubungan Indonesia-Malaysia. Bukan hanya isu di bidang politik, beberapa isu kontemporer lainnya di bidang politik, ekonomi, soaial, hukum dan budaya akan menjadi topik bahasan dari setiap pakar.
Dekan Fakultas Isipol UGM Prof Dr Mochtar Masoed selaku tuan rumah penyelenggra pertemuan regional kedua ini menyatakan akan ada 73 makalah yanga akan disampaikan dalam pertemuan tersebut. Sebanyak 38 makalah dari Indonesia dan 35 makalah dari Malaysia.
“Diharapkan hasil pemikiran akademis dari kedua negara ini akan menjadi jembatan komunikasi bagi kedua negara untuk saling memahami dan meningkatkan kerjasama regional yang saling menguntungkan kedua belah pihak,†kata Mochtar Masoed dalam sambutannya, Selasa (27/5) di Gedung Sekolah Pascasarjana UGM
Diungkapkan oleh Moctar Masoed, Indonesia Malaysia Update 2008 adalah agenda tahunan yang dimulai diadkan sejak tahun 2007. Cikal bakal penyelenggaraan kegiatan tahunan ini dimulai pada saat penyelenggaraan sebuah seminar yang bertajuk “Persidangan 50 tahun Merdeka, Hubungan Malaysia Indonesia†pada 17-21 Juli 2007 di University Malaya, Kual Lumpur.
Dalam kesempatan tersebut, tambah Masoed, disepakati dibentuknya jaringan universitas untuk menyelenggarakan kegiatan secara pperiodik dengan melibatkan Universitas Malaya, UGM, UI, Univ Pajajaran, Univ Andalas dan Univ Hasanudin.
“Kegiatan ini dirancang sebagai sebuah komunikasi anatar kedua bangsa, guna membangun kesepahaman dan tinndaklanjut kerjasama diwujudkan melalui pertukaran informasi dan pengetahuan dari perspektif masing-masing negara,†ujarnya.
Selain itu, mengembangkan kerjasama akademik termasuk kerjasama dalam bidang pertukaran staf pengajar, penelitian antar lembaga-lembaga akademik di Indonesia dengan Universitas Malaya serta pertukaran budaya antar kedua bangsa.
Sementara Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha Prof Ir Toni Atyanto Dharoko, MPhil PhD menyatakan pertemuan ini memiliki manfaat yang cukup besar untuk mengetahui perkembangan mutakhir mengenai hubungan antar kedua belah negara.
Menurutnya kerjasama dalam berbagai hal yang sudah terjalin harmonis selama ini perlu ditingkatkan lebih jauh lagi. Toni juga sempat menyinggung salah satu bentuk kerjasama di bidang pendidikan yang dilakukan oleh UGM dan Universitas Malaya dalam hal sistem penjaminan mutu (quality Assurance). (Humas UGM/Gusti Grehenson)