YOGYAKARTA – Disaster Respons Unit (DERU) UGM dan perkumpulan ibu-ibu yang tergabung dalam Tetes Embun for Merapi menyerahkan 109 paket bantuan kepada 261 kepala keluarga (KK) yang tinggal di hunian sementara (huntara) Dusun Kuwang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Sabtu (26/2). Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh wakil ibu-ibu, Ny. Koento Wibisono dan Ana Budiono Sri Handoko, disaksikan Ketua DERU UGM, Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc., kepada salah satu warga.
Paket bantuan berupa 10 item perlengkapan alat masak, menurut Slamet Widiyanto, diberikan dalam rangka membantu meringankan beban para warga korban Merapi yang kini menempati huntara. “Selain salurkan bantuan, DERU UGM juga terlibat dalam pendampingan pemulihan ekonomi untuk para warga huntara,” kata Slamet.
Slamet menuturkan DERU UGM juga tengah membangun 52 huntara di Dusun Kuwang. Yang menarik, model huntara yang dibangun tidak menggunakan bahan bambu, tetapi triplek, kayu, dan fondasi beton. “Kini kita sudah menyelesaikan sekitar 27 huntara. Minggu ini sudah bisa ditempati,” kata Slamet.
Ana Budiono Sri Handoko dari perwakilan ibu-ibu Tetes Embun for Merapi menuturkan paket bantuan ini merupakan hasil donasi dari kolega ibu-ibu dosen UGM, baik di dalam maupun luar negeri. Hasil sumbangan kemudian disalurkan melalui DERU UGM. Satu paket bantuan berisi 10 item alat masak, berupa ceret, wajan, termos, gelas, piring, centong, ketel, dan sebagainya. “Atas permintaan warga, ke depan kita akan memberi bantuan kain jarik dan kebaya,” katanya.
Ana berharap bantuan yang diserahkan dapat melengkapi kebutuhan para warga selama tinggal di huntara. “Bantuan ini wujud dari rasa kepedulian dan ingin berbagi. Semoga bisa bermanfaat,” ujarnya.
Warga penghuni huntara Kuwang berasal dari 10 pedukuhan yang tinggal di sekitar lereng Merapi, yakni Dusun Bakalan, Mbronggang, Gadingan, Banaran, Jetis, Karangelu, Jaranan, Liwang, Teplok, dan Manggung. Kepala Dukuh Bakalan, Eko Bejo Subekti, menuturkan warga yang tinggal di huntara saat ini sudah tidak lagi memiliki rumah untuk ditempati karena rusak terkena awan dan lahar panas Merapi. Meski demikian, warganya tetap bertahan sambil menunggu kepastian relokasi dari pemerintah. “Kami semua tidak punya rumah. Jadi, bantuan apa saja yang diberikan tentunya sangat bermanfaat bagi kami,” katanya.
Dr. Hargo Utomo, salah satu anggota tim pemulihan ekonomi korban Merapi dari UGM, menjelaskan pihaknya akan melibatkan 20 dosen dan ratusan mahasiswa untuk memberikan pendampingan pemulihan ekonomi para warga di huntara. Selain warga huntara Kuwang, pendampingan juga dilakukan di huntara Gondang dan Turi. “Minggu ini kita mulai melakukan proses awal pemetaan,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)