YOGYAKARTA – Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Namun dari 2000-an rumah sakit yang ada di seluruh pelosok tanah air, saat ini belum semua memiliki standar untuk pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien. Sebab, dalam kenyataannya, masalah-masalah yang terkait dengan keselamatan pasien di rumah sakit cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian semua pihak.
“Di amerika saja, ditemukan 120 ribu kasus yang mengalami ‘kejadian yang tidak diinginkan’ tiap tahunnya,” kata dr. Andreasta Meliala, DP, M.Kes, MARS kepada wartawan dalam rangka pelaksanaan Annual Scientific Meeting (ASM) Fakultas Kedokteran (FK), Selasa (1/3).
Buruknya pelayanaan kesehatan dan keselamatan pasien di rumah sakit seringkali muncul kasus ‘Kejadian yang tidak diinginkan (KTD)’. Peneliti pelayanan kesehatan rumah sakit dari FK UGM ini menuturkan, kejadian yang tidak diinginkan tidak sama halnya dengan kasus malpratik. Melainkan, ketidakmampuan rumah sakit menangani sebuah penyakit, kompleksitas penyakit akibat kesalahan pemberian obat dan resep, salah diagnosa, dan sebagainya. “Yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan adalah melindungi pasien,” katanya.
Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan tindakan medis untuk memberikan pelayanan kepada pasien dan meminimalkan risiko pada pasien dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian, KTD terjadi pada 13,7 % pasien rawat inap. “Sebetulnya KTD ini dapat dicegah, karena lebih terkait dengan sistem pelayanan,” tandasnya.
Untuk meminimalisir KTD, seharusnya melibatkan kerjasama pasien, pihak asuransi dan pemerintah. “Selanjutnya dilakukan audit dan pembinaan terhadap rumah sakit,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Andreasta menyampaikan kegiatan Annual Scientific Meeting (ASM) ke IV dilaksankan dalam rangka perayaan lustrum XIII FK UGM dan HUT RSUP Dr. Sardjito ke-29. Tema ASM kali ini ‘Safety and Quality in Health’. Kegiatan yang dilaksankan berupa seminar pararel dan workshop yang berlangsung pada 3-4 Maret di FK UGM. Mengundang para praktisi dan perwakilan institusi kesehatan seperti WHO dan Kementerian Kesehatan, dokter dan perawat dari Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik kesehatan. “Mereka akan berbagi pengalaman dan best practice,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)